TEMPO Interaktif, Sidoarjo:Setelah diblokade warga kemarin, Jalan Raya Porong kembali dibuka dua jalur sekaligus Kamis (3/5) dini hari. Pembukaan dilakukan setelah warga menerima informasi dari pertemuan antara perwakilan warga dan Menteri Sosial berhasil merumuskan realisasi tuntutan mereka.“Sekitar 00.30 WIB dini hari warga bubar dan tepat pukul 01.00 WIB jalan langsung kami buka kembali,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sidoarjo Ajun Komisaris Andi Yudianto.Sebelumnya, ribuan korban Lapindo menututp Jalan Raya Porong dengan menggelar istighosah akbar di jalan tersebut tepatnya di Desa Siring. Tak hanya itu, mereka juga sempat memblokade jalan di tiga titik lainnya, yaitu di pasar Tanggulangin, pintu tol Porong dan jembatan Porong.Sebelum adanya blokade warga, Jalan Raya Porong sebenarnya hanya dibuka untuk satu arah, yaitu dari Malang ke Surabaya. Sementara untuk jalur sebaliknya belum bisa dilalui semenjak adanya luberan lumpur yang terjadi sejak sebulan lalu. Meskipun kondisi jalan dari Surabaya menuju Malang hingga kini masih tergenang air lumpur, namun BPLS tetap memutuskan segera membuka jalur tersebut.“Instruksi dari BPLS juga untuk membuka jalan yang dari Surabaya. Tapi kami tetap akan melakukan buka-tutup jika sewaktu-waktu lumpur kembali menerjang,” imbuh Andi.Dari pantauan Tempo, kondisi jalan masih dipenuhi air Lumpur. Ketinggian air bervariasi hingga kedalaman 20 sentimeter. Tak hanya itu, beberapa titik jalan juga berlubang dan membahayakan karena lubang tersebut tertutup air.Korban lumpur sendiri tampaknya belum begitu puas atas hasil pertemuan antara perwakilan mereka, Mensos, dan pihak PT Minarak Lapindo Jaya yang digelar kemarin.Menurut warga, dalam pertemuan tersebut warga hanya diberikan janji, bukan keputusan konkret yang bisa melegakan mereka. “Kita ketahui bersama, semua masih berupa janji. Rumusan untuk tanah nonsertifikat juga masih mengambang dan membingungkan,” ujar Nasiruddin, koordinator warga dari Desa Jatirejo.Meski begitu, warga memilih cooling down dulu. Tapi jika hingga pertengahan Mei tidak ada titik terang terhadap nasib ganti rugi, mereka mengancam akan kembali berunjuk rasa.Rohman Taufiq