TEMPO Interaktif, Semarang:Petani bawang di Kota Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, menolak bawang impor dari Thailand yang saat ini membanjiri daerah pantai utara Jawa, terutama di kedua daerah itu. Diduga, setiap pekan rata-rata 250 ton bawang masuk ke Tegal dan Brebes sejak dua bulan lalu."Kami akan segera melakukan unjuk rasa ke pemerintah karena membiarkan bawang impor dari Thailand masuk ke sini," kata Ketua Kelompok Tani Tri Mulia Kota Tegal, Asmawa Azies, saat dihubungi, Selasa (20/3). Selain itu, bersama petani bawang di Brebes mereka akan memprotes dengan membusukkan bawang lokal.Sebelumnya, para petani bawang telah berulang kali melakukan tindakan protes dengan membuang bawang ke tengah jalan. Namun, aksi tersebut ternyata tidak pernah mendapat respon positif dari pemerintah.Azies menilai, membanjirnya bawang impor dari Thailand ini membuktikan pemerintah tidak berdaya lagi membendung datangnya barang impor dari negara lain. Padahal, kata dia, kedatangan bawang dari negara lain itu akan memukul para petani bawang dalam negeri. "Karena membanjirnya bawang impor ini mengakibatkan harga bawang lokal anjlok," ujarnya.Menurut Azies, saat ini harga bawang lokal berkisar Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram. Padahal, sebelum adanya bawang impor atau dua bulan lalu, harga bawang milik petani lokal bisa menembus harga Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram.Wakil Ketua Komisi Perekonomian DPRD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Haris, mensinyalir ada sekitar 208 hingga 260 ton bawang impor yang masuk ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, setiap pekan sejak dua bulan lalu. "Akibatnya, harga bawang milik petani lokal anjlok dan petani merugi," ujarnya Jumat lalu (16/3).Rofiuddin