Diduga Dana Pengungsi di Sulawesi Tenggara Bocor Rp 5,4 Miliar

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 11:59 WIB

TEMPO Interaktif, Kendari:Dana untuk pengungsi di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 28 miliar yang disalurkan pemerintah Oktober-Desember 2001lalu, dicurigai telah bocor Rp 5,4 miliar. Temuan tersebut diungkap tim investigasi Lintas Organisasi Non-Pemerintah Pemantau Korupsi dan HAM (LOPHA) di Kendari, Senin (14/1). “Kebocoran itu akibat manipulasi jumlah pengungsi, perubahan takaran beras dari kilogram menjadi liter dan pengurangan uang lauk-pauk," kata Koordinator Eksekutif LOPHA, Arief S, kepada Tempo News Room. Temuan itu menambah angka kebocoran menjadi Rp14 miliar, sejak pengungsi tiba di Sulawesi Tenggara awal 1999. Sebelumnya LOPHA menemukan Rp 9 miliar. Menurut Arief, jumlah pengungsi di Sulawesi Tenggara yang dikeluarkan Dinas Kesehatan dan Sosial per Agustus 2001 tercatat 188.367 jiwa. Mereka tersebar di Kabupaten Buton (162.903), Kota Kendari (8.932), Muna (7.135), Kolaka (2.912 dan Kabupaten Kendari (6.485). Namun, menjelang pengucuran bantuan periode Oktober-Desember 2001, jumlah pengungsi yang dicatat hingga Oktober 2001 melonjak mencapai 215.824 jiwa. "Berarti September 2001, di Sulawesi Tenggara, datang pengungsi baru 27.457 jiwa. Padahal pelacakan di lima kabupaten/kota tersebut, ternyata tidak ada pengungsi baru pada bulan itu," ujar Arief. Ia mengatakan, tim LOPHA juga menemukan penyaluran bantuan beras yang seharusnya menggunakan ukuran kilogram –setiap jiwa mendapat 34 kg— telah diubah menjadi liter. Sedang periode bantuan yang mestinya mencapai 90 hari, diciutkan menjadi 87 hari. Kalau diperhitungkan dengan nilai bantuan lauk pauk Rp 120.500 per jiwa, juga Rp 600 per jiwa yang ditemukan dari selisih ukuran dari kilogram menjadi liter, begitu pula dengan pengurangan, maka kebocoran dana pengungsi Oktober-Desember 2001 mencapai Rp 5,4 miliar. "Temuan ini akan kami serahkan ke Polda Sulawesi Utara," kata Arief. Kepala Dinas Sosial Sulawessi Utara, Ahmad Azis, mengaku tidak mengetahui persis masalah itu. Menurutnya, bantuan itu dikelola Dinas Kesehatan dan Sosial Sultra (ketika itu Dinas Sosial belum terpisah dengan Dinas Kesehatan). “Tapi, kalau ada oknum Dinas Sosial yang terlibat, pasti kami tindak,” ujarnya. Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara, Dr. LM Izat Manarfa, juga tidak bisa memberi penjelasan masalah tersebyt. Ia mengakui instansinya yang menangani bantuan itu. “Tapi secara teknis, semua diserahkan Dinas Sosial masing-masing kabupaten/kota,” ujarnya. Informasi lain di lapangan, terdapat pengungsi-pengungsi palsu. Akibatnya, angka yang tercatat di instansi pemerintah daerah juga menggelembung dari semestinya. (Dedy Kurniawan)

Berita terkait

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

55 detik lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

3 Game dan Tujuannya ala LinkedIn: Queens, Cross Climb, dan Pinpoint

3 menit lalu

3 Game dan Tujuannya ala LinkedIn: Queens, Cross Climb, dan Pinpoint

LinkedIn meluncurkan tiga jenis game gratis di platformnya pada 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lewat Dubes Jepang, Menpora Ikut Lobi Klub Justin Hubner Agar Bisa Dilepas ke Timnas U-23 Indonesia

5 menit lalu

Lewat Dubes Jepang, Menpora Ikut Lobi Klub Justin Hubner Agar Bisa Dilepas ke Timnas U-23 Indonesia

Menpora Dito Aritedjo menyampaikan permintaan agar Cerezo Osaka melepas Justin Hubner ke Timnas U-23 Indonesia untuk laga lawan Guinea.

Baca Selengkapnya

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

8 menit lalu

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

Pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

9 menit lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Bahaya Tawon Vespa yang Telah Melukai 6 Santri di Tasikmalaya, Hewan Apa Itu?

9 menit lalu

Bahaya Tawon Vespa yang Telah Melukai 6 Santri di Tasikmalaya, Hewan Apa Itu?

Tawon vespa atau Vespa affinis, jenis serangga berbahaya yang bisa menyerang manusia dan hewan. Seberapa berbahaya sengatannya?

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

12 menit lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

17 menit lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Indonesia di Uber Cup dan Prestasi Pebulutangkis Putri

23 menit lalu

Sejarah Indonesia di Uber Cup dan Prestasi Pebulutangkis Putri

Indonesia berhasil mengukir sejarah meraih Piala Uber Cup pada 1975, 1994, dan 1996. Bagaimana prestasi pemin bulu tangkis putri

Baca Selengkapnya

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Napi untuk Mendapatkannya

23 menit lalu

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Napi untuk Mendapatkannya

Setelah menjalani hukuman sekitar 2 tahun, Gaga Muhammad telah bebas bersyarat. Namun, ia harus memenuhi beberapa syarat yang akan disebutkan dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya