Jaringan Bahrum Naim Diduga Terlibat Temuan Bom di Bekasi
Editor
Maria Rita Hasugian
Sabtu, 10 Desember 2016 21:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolres Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Umar Surya Fana mengatakan bom yang ditemukan di Bintara Jaya, kota Bekasi diduga memiliki daya ledak tinggi. Sebab, bom memiliki ukuran cukup besar yakni mencapai tiga kilogram. Bom dirakit dalam sebuah wadah seperti tempat penanak nasi.
Apabila bom tersebut berhasil diledakkan oleh pelaku terduga teroris di ruang terbuka, kecepatan daya ledak bisa mencapai 4.000 kilometer per jam. Selain itu ledakan bisa menghancurkan bangunan hingga benda yang berada sekitar 300 meter.
Mengenai dugaan pelaku teror bom ini, Umar Saya menyebut jaringan Bahrum Naim dari Solo, Jawa Tengah. "Ini jaringan Bahrun Naim, Solo," kata Umar.
Saat ledakan bom di kawasan Sarinah, jalan Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan Bahrum Naim merupakan pemimpin ISIS asal Indonesia.
"Khusus di Asia Tenggara, ada satu tokoh, yaitu Bahrun Naim, yang ingin mendirikan Katiba Nusantara. Dia ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," katanya seusai rapat terbatas di kantor Presiden, Kamis, 14 Januari 2016.
Tito mengatakan Bahrun Naim melancarkan teror untuk menunjukkan dominasinya di Asia Tenggara. Polisi masih memburu tempat persembunyian Bahrum Naim.
Baca:
Bom Temuan di Bekasi Mau Diledakkan di Istana Presiden Besok
Terduga Teroris Baru 3 Hari Tinggal di Bintara Jaya Bekasi
Umar mengatakan bom tersebut telah dijinakkan oleh tim Gegana Polri dengan meledakkan di lokasi kejadian. Meski demikian, kata dia, pihaknya masih mengamankan lokasi kejadian untuk mensterilkan dari bom yang telah dijinakkan tersebut. "Tim masih melakukan olah tempat kejadian perkara," kata dia.
Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu, 10 Desember 2016. Mereka ialah Nur Solihin, Agus Supriyandi, dan Dian Yulia Novi.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Argo mengatakan, terduga teroris hendak meledakkan sebuah bom di Istana Presiden ketika acara serah terima jaga Paspampres pada besok pagi, 11 Desember.
"Besok pagi diledakkan, polisi sudah mengamankan pelaku," kata Argo di lokasi penangkapan di Bekasi, Sabtu, 10 Desember 2016.
Ketua RW 10 Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi, Muhammad Zaini, 50 tahun, mengatakan terduga teroris yang tengah diamankan merupakan penghuni baru di sekitar Bintara Jaya VIII RT 04 TW 09. "Baru tiga hari," kata Zaini saat ditemui di lokasi, Sabtu, 10 Desember 2016.
Menurut Zaini, kepolisian telah membawa dua orang yang diduga teroris, sedangkan dua orang lainnya masih berada di dalam rumah. Zaini menuturkan, masyarakat setempat tidak pernah mengetahui keseharian pelaku lantaran sikapnya yang tidak terbuka.
"Salah satunya ada yang bercadar," kata Zaini. Meski begitu, Zaini tidak bisa memastikan berapa orang yang tinggal di dalam kamar kos tersebut.
ADI WARSONO | LARISSA HUDA