TEMPO Interaktif, Timika:Kendati Pemerintah Mimika, Papua, aparat kepolisian, tokoh agama dan tokoh masyarakat telah melakukan pertemuan dengan keluarga korban perang saudara di Kwamki Lama, Mimika, Papua, Sabtu (29/7), agar perang saudara itu dihentikan, namun aksi baku panah itu kembali meletus kemarin. Dalam aksi kali ini dilaporkan tidak ada korban jiwa, namun puluhan orang luka-luka terkena panah.Data yang dikumpulkan Tempo mengungkapkan perang saudara itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIT. Awalnya, kelompok tengah yang didominasi suku Damal hendak memberitahukan nama seorang korban bernama Elion Kum yang tewas pada Minggu (30/7) kepada pihak lawan."Menurut adat kami seseorang yang mati akibat perang harus beritahukan namanya kepada pihak musuh dan korban perang harus dibakar," kata seorang warga bernama Keniel Murib.Namun diduga karena salah persepsi dalam pemberitahuan nama tersebut maka dibalas dengan hal-hal yang mengundang emosi, sehingga perang pun meletus, panah berseliweran di medan perang.Selain itu, kata Keniel, keluarga korban dari kelompok tengah yang berada di Tembagapura merasa tidak puas dengan kematian anggota keluarganya dalam perang, sehingga harus dibalas dengan cara berperang lagi.Perang saudara tersebut berlangsung selama 3 jam lebih dan berakhir pada pukul 12.30 WIT. Data di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika menyebutkan, hingga pukul 14.30 WIT kemarin sebanyak 21 orang yang terkena panah dalam perang dirawat. "Ada yang kena panah di kepala, kaki, tangan dan ada juga kena di hidung," kata seorang staf Unit Gawat Darurat (UGD) RSMM.Marselus Dou