Tahu POO Kediri Membantah Gunakan Kedelai Transgenik

Reporter

Editor

Selasa, 25 Juli 2006 22:44 WIB

TEMPO Interaktif, Kediri:Temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menyebutkan 10 produk makanan menggunakanbahan baku kedelai hasil transgenik atau rekayasagenetika yang membahayakan jiwa manusia dibantahprodusen tahu POO Kota Kediri, Jawa Timur. Dari 10 jenis makanan yang dimaksud YLKI, salahsatunya adalah tahu produksi perusahaan tahu SariLezat POO Kota Kediri. Produsen tahu POO yang pabrik dan tokonya berada di Jalan Yos Sudarso No 36, Kota Kediri, itu mengatakan meskipun menggunakan bahan baku utama kedelai, tapi bukan kedelai hasil transgenik."Kedelai yang kami gunakan adalah kedelai dari petani di Kabupaten Nganjuk. Kalau tidak percaya, silakan lihat sendiri tanaman kedelai yang ada di sana. Kami benar-benar menggunakan kedelai alami," kata Hariyanto Hendro, pengusaha tahu merek POO, Selasa sore.Hariyanto Hendro menyatakan sangat bingung dengantemuan YLKI yang menyebutkan ada 10 bahan makananmenggunakan bahan baku kedelai transgenik. Selamamenekuni usaha yang telah berjalan secaraturun-temurun, keluarganya tidak pernah mengenaladanya istilah kedelai transgenik. Selama ini yang diaketahui adalah kedelai lokal dan kedelai impor,khusunya dari Amerika.Hariyanto memperkirakan yang dimaksud YLKIkemungkinan adalah tahu POO yang diproduksi adiknyayang bernama Guntoro di Jakarta. Walaupun merek yangdipergunakan sama, yaitu tahu POO, namun Hariyantomenegaskan bahwa menejemen tahu POO di Jakarta danKediri terpisah.Kemungkinan tahu POO yang dimaksud YLKI adalahproduksi adiknya yang beralamat di Perumahan KemangPratama I, Jalan Duta IX Blok-KK No 7, Bekasi. Adiknyabaru merintis membuat tahu pada tahun 2004 denganmenggunakan merek POO juga. Tahu POO buatan Guntoroitu diedarkan di sejumlah plasa di Jakarta. "Seharusnya jika YLKI atau Badan Pengawas Obatdan Makanan menemukan adanya unsur berbahaya dalamkandungan makanan, semuanya harus diperjelas produsenyang mana yang dimaksud. Setelah itu baru diumumkan kemasyarakat. Sehingga bahan makanan yang jugamenggunakan bahan kedelai tidak ikut dirugikan. Dulukami diisukan menggunakan bahan baku formalin.Sekarang transgenik. Wah jadi bingung juga," kataHariyanto Hendro.Dwidjo U Maksum

Berita terkait

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

23 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

5 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.

Baca Selengkapnya

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

8 Oktober 2023

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.

Baca Selengkapnya

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

7 Oktober 2023

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.

Baca Selengkapnya

Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

10 Agustus 2023

Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

Suku Dani di Lembah Baliem. Papua memiliki banyak tradisi unik yang terus dipertahankan hingga sekarang dan menjadi warisan luhur bangsa kita.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

17 Juli 2023

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.

Baca Selengkapnya

Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

2 Juli 2023

Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

Rwanda terkenal dengan keindahan alamnya. Destinasi wisata berupa ekowisata menjadi sektor yang berkembang pesat di Rwanda.

Baca Selengkapnya

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

19 Maret 2023

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

9 Maret 2023

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat

Baca Selengkapnya