TEMPO Interaktif, Kediri:Temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menyebutkan 10 produk makanan menggunakanbahan baku kedelai hasil transgenik atau rekayasagenetika yang membahayakan jiwa manusia dibantahprodusen tahu POO Kota Kediri, Jawa Timur. Dari 10 jenis makanan yang dimaksud YLKI, salahsatunya adalah tahu produksi perusahaan tahu SariLezat POO Kota Kediri. Produsen tahu POO yang pabrik dan tokonya berada di Jalan Yos Sudarso No 36, Kota Kediri, itu mengatakan meskipun menggunakan bahan baku utama kedelai, tapi bukan kedelai hasil transgenik."Kedelai yang kami gunakan adalah kedelai dari petani di Kabupaten Nganjuk. Kalau tidak percaya, silakan lihat sendiri tanaman kedelai yang ada di sana. Kami benar-benar menggunakan kedelai alami," kata Hariyanto Hendro, pengusaha tahu merek POO, Selasa sore.Hariyanto Hendro menyatakan sangat bingung dengantemuan YLKI yang menyebutkan ada 10 bahan makananmenggunakan bahan baku kedelai transgenik. Selamamenekuni usaha yang telah berjalan secaraturun-temurun, keluarganya tidak pernah mengenaladanya istilah kedelai transgenik. Selama ini yang diaketahui adalah kedelai lokal dan kedelai impor,khusunya dari Amerika.Hariyanto memperkirakan yang dimaksud YLKIkemungkinan adalah tahu POO yang diproduksi adiknyayang bernama Guntoro di Jakarta. Walaupun merek yangdipergunakan sama, yaitu tahu POO, namun Hariyantomenegaskan bahwa menejemen tahu POO di Jakarta danKediri terpisah.Kemungkinan tahu POO yang dimaksud YLKI adalahproduksi adiknya yang beralamat di Perumahan KemangPratama I, Jalan Duta IX Blok-KK No 7, Bekasi. Adiknyabaru merintis membuat tahu pada tahun 2004 denganmenggunakan merek POO juga. Tahu POO buatan Guntoroitu diedarkan di sejumlah plasa di Jakarta. "Seharusnya jika YLKI atau Badan Pengawas Obatdan Makanan menemukan adanya unsur berbahaya dalamkandungan makanan, semuanya harus diperjelas produsenyang mana yang dimaksud. Setelah itu baru diumumkan kemasyarakat. Sehingga bahan makanan yang jugamenggunakan bahan kedelai tidak ikut dirugikan. Dulukami diisukan menggunakan bahan baku formalin.Sekarang transgenik. Wah jadi bingung juga," kataHariyanto Hendro.Dwidjo U Maksum