TEMPO Interaktif, Padang:Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) membangun enam unit sirine peringatan dini datangnya gelombang tsunami di Sumatera Barat. BMG juga akan membangun beberapa sirine peringatan serupa di Aceh dan Bali.Menurut Kepala BMG Padang Panjang Sumarso, pemasangan sirini pendeteksi tsunami bila ada gempa besar di Sumatera Barat. Sirine ini dipasang di Padang, Pesisir Selatan, Pariaman, Pasaman, dan Padang Pariaman."Mudah-mudahan akan mulai dikerjakan dan rampungakhir tahun ini," katanya.Suroso menjelaskan, sirine akan dihubungkan denganseismograf perekam gempa dan alat perekam tekanandasar laut yang terpasang di pantai barat Sumatera.Seismograf masing-masing terletak Padangpanjang,Jambi, Bengkulu, dan Kota Bumi."Saat ini juga ada tiga seismograf miliki Caltech(California Institute of Technology, Amerika Serikat)yang dipasang di tiga pulau besar Kepulauan Mentawai,tapi belum terhubung ke data BMGData dari kedua alat ini nantinya akan diteruskan kesatelit. Satelit meneruskan data-data ke pusatpengolahan BMG. BMG yang memperoleh data dalam 5 menitakan mengirimkan informasi ke pemerintah daerah, danpemerintah daerah yang akan mengaktifkan sirinememberi tahu warga agar segera meninggalkan pantaijika dipredikasi gempa besar dapat menimbulkantsunami."Kami harapkan sirine bisa segera terpasang danjaringannya bisa segera dibuat antara BMG, pemerintahpaerah dan operator telepon seluler," kata Suroso.Pemasangan sirine peringatan tsunami diperlukan,menurut Suroso, karena Kota Padang dengan populasi 800ribu jiwa merupakan kota berpenduduk terbesar dikawasan pesisir barat Sumatera dan berada di zonaberbahaya dari ancaman tsunami akibat siklus gempa200-an tahun tang disebabkan tubrukan Lempeng SamudraHindia dan Lempeng Benua Eurasia.Gempa besar yang disusul tsunami terakhir terjadi dikawasan ini pada 1833. Diperkirakan dalam 30 tahun kedepan hal yang sama juga berpotensi terjadi di kawasanKepulauan Mentawai yang sangat berbahaya terhadap kotaPadang. Febrianti