Menteri Pertahanan: Operasi Pembabasan Sandera Abu Sayyaf Bisa Setiap Saat

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 28 Juni 2016 18:53 WIB

Kapal TB Charles. live.gdeltproject.org

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan sudah mengantongi izin Presiden Joko Widodo bila pemerintah mengambil opsi militer dalam penyelamatan tujuh warga negara Indonesia yang disandera di Filipina. "Kan sudah ada, otomatis kan," ujarnya saat ditemui di depan kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.

Dia mengatakan Filipina sudah setuju wilayahnya dimasuki militer Indonesia. Hal itu disepakati dalam pertemuan Ryamizard dengan Menteri Pertahanan Filipina dari kabinet saat ini dan kabinet baru pada 26 Juni lalu. (Baca: Tangani Penyanderaan, Duterte Ajak Berunding Abu Sayyaf)

Kesepakatan itu, kata dia, bisa difungsikan bila terjadi hal yang membutuhkan aksi cepat tanggap TNI. Izin Jokowi tak perlu diminta di setiap operasi militer. "Nanti nunggu-nunggu hilang lagi (perompak dan sandera WNI). Kami sudah sepakat kalau mau, dan dipersilakan, langsung tak pakai nunggu. Kan sudah ada perjanjian," tuturnya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu memastikan pemerintah tetap mengutamakan jalan diplomasi untuk menyelamatkan WNI yang merupakan anak buah kapal Charles 001, yang disergap dua kelompok bersenjata pada 21 Juni. Operasi militer dilakukan saat terpaksa, meski sekarang TNI lebih leluasa memasuki perairan Filipina. "Kalau operasi militer, pasti ada korban, nah itu kami hindari," ucapnya.

Ryamizard mengatakan dua kelompok yang menyandera WNI memang bagian dari Abu Sayyaf.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tak gamblang menyebutkan identitas para penyandera. Namun, berdasarkan keterangan enam ABK Charles 001 yang selamat, memang ada dua kelompok yang menyerang dalam waktu berbeda, yaitu pada pukul 11.30 dan 12.45 waktu setempat. (Baca: Baru 7 Bulan Jadi Pelaut, ABK TB Charles Ini Disandera)

Para ABK yang lolos dari penyanderaan, kata Retno, sudah dikembalikan kepada keluarga. "Mereka sebelumnya telah membantu memberi keterangan kepada TNI Angkatan Laut untuk mendalami hal ini," kata Retno di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Selasa, 28 Juni 2016, siang.

Retno memastikan komunikasi pemerintah Indonesia dengan Filipina terus berjalan. Keselamatan WNI adalah hal mutlak bagi pemerintah. "Kementerian Luar Negeri sudah mengirim utusan ke Davao (kota di wilayah Mindanao, Filipina selatan) untuk menggali informasi," ujarnya. Di sela konferensi pers, Retno sempat menyebutkan lokasi WNI sempat terpantau. Mereka diperkirakan ada di Pulau Jolo, Perairan Sulu. (Baca: Keluarga Minta Jokowi Selamatkan Sandera Abu Sayyaf)

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

5 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

6 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

7 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

8 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

9 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

9 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

12 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

13 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya