Bubarkan Dulu Kodim dan Koramil, Baru TNI Punya Hak Pilih

Reporter

Editor

Senin, 20 Februari 2006 15:02 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Pengamat militer yang juga Dekan Fisipol UGM Prof Dr Mochtar Mas'oed menyatakan, manajemen teritorial TNI harus dibubarkan terlebih dahulu sebelum mereka mempunyai hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Pembubaran komando teritorial itu, kata Mas'oed, harus ditempatkan sebagai prasyarat bagi TNI dalam kegiatan berpolitik.Mochtar menilai lembaga semacam itu memiliki peluang sangat besar untuk disalahgunakan. "Dilihat dari aturan, Dwi Fungsi ABRI memang sudah tidak ada. Tapi prakteknya di daerah-daerah, hal itu masih terjadi," kata Mochtar Mas'oed saat ditemui di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (20/2).Menurutnya secara faktual keberadaan Bina Wilayah (Binyah) dan Bina Teritorial (Binter) yang dijalankan TNI hingga saat ini masih sangat kuat. Jika manajemen teritorial seperti ini tidak dibubarkan terlebih dahulu, katanya, maka akan sangat tidak adil bagi kalangan sipil. Keberadaan lembaga manajemen teritorial itu bisa diselewengkan untuk tujuan-tujuan pragmatis.Mochtar menambahkan, dalam konsep reformasi TNI yang sempat bergulir, telah disepakati untuk menghapus dan membubarkan lembaga teritorial semacam Babinsa, Koramil dan Kodim. Fungsi pembinaan wilayah, menurutny mesti diserahkan kepada lurah/kepala desa, camat, bupati/walikota dan gubernur. Syaiful Amin

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya