Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, memberikan kuliah umum dalam peringatan ke-50 tahun Lembaga Ketahanan Nasional di Gedung Lemhanas, Jakarta, 28 Mei 2015. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, menyinggung penyelesaian kasus kontrak karya PT Freeport Indonesia di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Mega, ribut kasus Freeport itu berkepanjangan, tak kunjung diselesaikan. "Ini yang lagi repot ribut-ribut itu baru satu lho, ada Freeport saja. Ya Allah, engak salah ributnya berkepanjangan," ucap Megawati dalam pidatonya di Simposium Kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Senin, 7 Desember 2015.
Dalam acara itu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengatakan seharusnya kisruh kasus Freeport dapat segera ditangani karena menyangkut kemakmuran dan kesejahteraan rakyat banyak. "Ini saya bukan nyindir, ya. Saya pernah bertemu dengan pemiliknya dan bilang, 'Kamu ingat, dong, berapa banyak yang sudah kamu ambil. Segera buat smelter'," ujar Mega.
Mega menuturkan kasus itu telah menimbulkan banyak persoalan yang mesti dihadapi pemerintah Indonesia. Dari ketegangan kelompok separatis di Papua sampai ekonomi.
Mega mengatakan pengerukan sebagian besar kekayaan negara seharusnya tak terjadi. Ia lantas mengisahkan perkataan Presiden RI pertama, Sukarno, yang meminta Indonesia ke depan bisa mengelola kekayaan bangsanya sendiri supaya bisa menjadi bangsa yang besar. "Founding fathers kita mengatakan kita itu bangsa besar," ucap Mega.
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
12 Juni 2023
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.