Dadang M. Naser-Gun Gun Gunawan. Pilkada Kabupaten Bandung 2015. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung Atip Tartiana mengaku pihaknya tak sanggup membayar saluran televisi nasional untuk menyiarkan secara langsung debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bandung.
"Anggarannya cuma Rp 60 juta. Sedangkan untuk bayar televisi nasional butuh uang Rp 600-750 juta," ujar Atip kepada Tempo, Selasa, 1 Desember 2015.
Menurutnya, meskipun tak disiarkan televisi nasional, debat pasangan calon tetap disiarkan secara langsung di televisi lokal. Hingga saat ini, KPU Kabupaten Bandung sudah menggelar dua sesi debat pasangan calon. Kedua debat tersebut secara langsung disiarkan oleh stasiun televisi lokal.
"Mekanismenya kita lakukan seleksi kepada televisi lokal yang ada di Jawa Barat. Harga siaran televisi lokal cukup dengan anggaran kita," ujarnya.
Pada debat pertama yang digelar di kampus Universitas Telkom, Bandung, 25 November 2015, ketiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung: Sofyan Yahya-Agus Yasmin, Dadang Naser-Gungun Gunawan, dan Deki Fajar-Dony Mulyana, telah unjuk gigi dengan tema debat 'Pengembangan Potensi Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat'.
Sedangkan pada debat kedua, para pasangan calon beradu gagasan dengan tema 'Politik Pemerintahan, Penguatan Birokrasi, dan Pelayanan kepada Masyarakat'. Moderator dalam debat publik kali ini adalah Muhammad Yahya, pengajar di Universitas Telkom, Bandung.
Pada debat terakhir yang akan digelar pada 5 Desember 2015, para kandidat akan kembali berdebat dengan tema 'Sinergi Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah'.
Atip berharap pada kesempatan debat tersebut, masyarakat mampu mengukur sejauh mana program dan gagasan para calon pemimpin ini dalam memimpin Kabupaten Bandung lima tahun ke depan.