TEMPO.CO, Kediri - Gempa bumi yang terjadi di barat daya Bantul, Yogyakarta, terasa hingga di Kota Kediri, Jawa Timur, sekitar Pukul 18.45, Rabu 11 November 2015. Selain menggoyang perabotan, gempa berkekuatan 5,6 SR ini sempat membuat panik masyarakat.
Beberapa warga Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, berhamburan keluar rumah. Mereka tertegun di pinggir jalan sambil menanyakan goncangan yang baru saja terjadi. “Saya lari keluar rumah masih mengenakan mukena,” kata Patmiatun, perempuan 68 tahun.
Dia merasakan rumahnya bergoyang saat hendak melaksanakan salat Isya. Di luar rumah ternyata beberapa tetangganya sudah berada di teras sambil meyakinkan adanya gempa.
Kepanikan serupa terjadi di sebuah tempat bimbingan belajar yang tengah menjalankan aktivitas les. Beberapa murid sekolah dasar berteriak “lindu” kepada gurunya saat kursi mereka terasa bergoyang.
Beruntung gempa tak berlangsung lama hingga para pengajar bisa menenangkan mereka agar tak berlarian keluar kelas. “Saya dengar anak-anak teriak bersamaan, kursi saya juga bergoyang,” kata Weni Riza Umami, pegawai administrasi Bimbel Persada Ilmu di Perumahan Persada Sayang Kediri.
Meski goncangan terasa cukup kuat, namun tak sedikit warga yang tak menyadari keberadaan gempa ini. Umumnya mereka tengah melakukan aktivitas di luar rumah hingga tak merasakan goncangan.
Menurut pantauan Tempo, tak ada dampak kerusakan yang terjadi di Kediri akibat gempa ini. Sebagian warga hanya mengungkapkan lampu dan peralatan rumah tangga mereka berderak dan bergoyang saat gempa terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan gempa bumi terjadi di 120 kilometer sebelah barat daya Bantul, DIY. Gempa berkekuatan 5,6 SR ini terdekteksi di 8,97 Lintang Selatan, 110,19 Bujur Timur dengan kedalaman 93 kilometer.