TEMPO.CO, Malili - Kebakaran hutan di sejumlah daerah di Luwu Raya, Sulawesi Selatan, terus meluas. Di Kabupaten Luwu Timur, misalnya, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) setempat, sudah mencapai 400 hektare. Sebelumnya sekitar 300 hektare.
Kepala BPBD Luwu Timur Syafei Basir menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan hampir merata di semua kecamatan. Mulai Kecamatan Towuti, Wasuponda, Wotu, hingga Malili. “Kebakaran terjadi hampir setiap hari,” katanya, Jumat, 23 Oktober 2015.
Menurut Syafei, kebakaran hutan dan lahan sulit dipadamkan. Lokasinya terpencar-pencar dan sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran. Pemadaman hanya bisa dilakukan pada kawasan hutan dan lahan yang mampu dijangkau. "Pemadaman terus kami lakukan dengan tenaga manusia serta kemampuan seadanya," ucapnya.
Kebakaran juga sudah mendekati kawasan permukiman penduduk serta perkantoran. Warga pun mulai terganggu oleh pekatnya asap, terutama pada pagi dan sore hari. Kondisi terparah dialami warga di Kecamatan Malili. Jarak pandangnya pun terbatas, maksimal hanya 10 meter.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Kabupaten Luwu menyebutkan kawasan hutan yang terbakar sudah mencapai 200 hektare. Sebagian besar adalah hutan produksi. “Kebakaran terjadi karena ulah warga yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan kebun baru, yang biasa dilakukan saat musim kemarau,” ujar Kepala Polisi Kehutanan Kabupaten Luwu Ahmad.
Ahmad menuturkan hutan produksi yang terbakar tersebar di sejumlah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bua, Larompong, dan Suli. Kobaran api juga menghanguskan tanaman cengkeh warga. Tim Manggala Agni dan pemadam kebakaran yang dibantu petani terus berupaya memadamkan api agar tidak terus meluas.
Ahmad menyayangkan warga yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan kebun baru. Padahal pemerintah sudah mengeluarkan larangan membakar atau menyalakan api di huta, tapi tidak ditaati.
Adapun BPBD Kota Palopo terus memantau kawasan hutan di perbatasan Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara. Dikhawatirkan, kebakaran hutan pinus di Toraja Utara yang sudah mencapai ratusan hektare merembes ke Palopo. “Kawasan hutan pinus yang terbakar tepat berada di perbatasan Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara,” kata Kepala BPBD Kota Palopo Hasan.