TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Joko Santoso mengaku belum tahu kalu dirinya dicalonkan sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Endriartono Sutarto."Yang mengatakan saya dicalonkan, kan media. Saya sendiri malah belum tahu," kata dia kepada wartawan seusai upacara peringatan ulang tahun KODAM Jaya ke-56, Sabtu (24/12).Tentang kesiapan dirinya seandainya Presiden menujuk dirinya dan DPR menyetujui, mantan Pangdam Jaya itu menukas secara diplomatis, "Sebagai prajurit, saya ikut aturan saja." Menurut Joko, kewenangan seseorang diangkat menjadi orang nomor 1 di jajaran militer ini, sangat tergantung Presiden. "Presiden punya hal prerogatif sebagai panglima tertinggi," ujarnya. Rencananya, penggantian Panglima TNI akan dibahas pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat setelah berakhirnya masa reses Dewan, Januari tahun depan. Hal ini dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua DPR Agung Laksono seusai pertemuan konsultasi informal keduanya di kantor Presiden kemarin.Menurut Agung, saat ini Presiden masih memerlukan tenaga Sutarto sampai proses demiliterisasi Gerakan Aceh Merdeka dan penyesuaian kehadiran pasukan TNI di Aceh selesai semuanya. Merujuk UU TNI, calon Panglima TNI diambil dari mereka yang menajabat atau pernah menjadi Kepala Staf Angkatan. Karena itu, selain Joko, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Slamet Soebijanto, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Djoko Suyanto, serta mantan KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu juga bisa diajukan ke DPR. Raden Rachmadi