Saksi Ini Ungkap Pembunuh Salim Kancil ke Komnas HAM  

Reporter

Senin, 5 Oktober 2015 13:49 WIB

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 28 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Lumajang - Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan seorang warga yang menjadi saksi penyiksaan Salim Kancil di Balai Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Saksi adalah warga Dusun Krajan I yang sempat menyaksikan Salim Kancil dianiaya dan dibunuh di Balai Desa Selok Awar-awar.

Dari informasi yang dihimpun warga setempat, Komnas HAM akhirnya bisa meminta keterangan dari saksi, yakni warga yang rumahnya dekat dengan Balai Desa. Komisioner Komnas HAM Nur Cholis kemudian meminta keterangan dari saksi tentang penganiayaan Salim Kancil hingga tewas.

Pantauan Tempo di lapangan, saksi sempat menceritakan Desir, salah satu pelaku penganiayaan, menendang mulut korban. Kemudian Dombil, pelaku lainnya, memegangi kepala Salim dan menjotosnya. Timar, pelaku lainnya yang membawa alat kejut listrik, menyetrum Salim Kancil di bagian punggung dan pundak.

Saksi mengatakan saat berada di balai desa posisi tangan Salim sudah dalam keadaan terikat. "Tangan terikat di belakang dengan tali warna putih, kepala berdarah dan mengalir di wajahnya," katanya. Di sekitar balai desa saat itu ada banyak orang. "Banyak orang, tetapi banyak yang ketakutan," kata dia. (Lihat video Polisi: Kades Dalang Pembunuhan Salim Kancil, Setoran Tambang Pasir Ilegal di Desa Salim Kancil Mencapai Rp 2,7 Miliar)

Tak tega melihat perlakuan sadis yang dialami Salim Kancil, saksi kemudian agak menjauh. Waktu ada ramai-ramai di lokasi, saksi ini juga sempat melihat ada mobil patroli yang melintas di depan Balai Desa.

Mobil patroli polisi tidak berhenti dan hanya melambatkan laju kendaraannya saja. Saksi tidak tahu apakah polisi mengetahui atau tidak kalau ada ramai-ramai di balai desa itu. Mobil patroli polisi melaju ke arah selatan. Ihwal keberadaan mobil patroli yang melintas ketika ada keramaian di balai desa, Kepala Kepolisian Sektor Pasirian Ajun Komisaris Eko Hari Suprapto mengatakan pihaknya menerima laporan terjadi penganiayaan di lapangan di depan sekolah dasar Selok Awar-awar.

"Anggota menuju ke sana," kata Eko. Jalan desa di depan Balai Desa Selok Awar-awar itu adalah satu-satunya jalan menuju lapangan. Eko mengatakan anggota tidak mengetahui kalau ternyata di Balai Desa ada keramaian juga. Seperti diberitakan sebelumnya, Salim Kancil menjadi korban pembunuhan sekelompok warga pendukung tambang pasir, Sabtu pagi, 26 September 2015. Salim Kancil ditemukan tewas terbunuh dengan kondisi yang mengenaskan.

Selain Salim Kancil, Tosan juga menjadi korban penganiayaan kelompok ini. Polisi telah menetapkan 24 tersangka pembunuhan dan penganiayaan terhadap Salim Kancil dan Tosan. Kepala Desa Selok Awar-awar menjadi tersangka dan aktor intelektual dalam kasus ini.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

1 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

2 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

13 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

14 jam lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

18 jam lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

19 jam lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

23 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya