Ganjar Minta Konflik Lahan Urut Sewu Dibawa ke Pengadilan

Reporter

Minggu, 23 Agustus 2015 14:51 WIB

Ribuan petani kawasan Urut Sewu menggeruduk gedung DPRD Kebumen, Jawa Tengah, 8 Juli 2015. TNI AD telah melakukan pemagaran di lahan konflik sepanjang 22,5 kilometer dan lebar 500 meter untuk latihan militer. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Purwokerto - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar sengketa lahan antara petani Urut Sewu, Kebumen dengan TNI Angkatan Darat diselesaikan di pengadilan. Alasannya, baik petani maupun TNI AD tidak mempunyai bukti kepemilikan tanah sehingga harus diputuskan di pengadilan.

"Saya akan minta BPN untuk memutuskan tanah sengketa dalam status quo," kata Ganjar Pranowo, saat mengundang wartawan di Pendopo Kabupaten Banyumas, Sabtu malam, 22 Agustus 2015.

Karena kedua belah pihak tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan tanah, Ganjar mengaku kesulitan untuk memediasi kedua belah pihak. Petani, kata Ganjar, tidak bisa menunjukkan leter C tanah dan TNI AD juga tidak bisa menunjukkan sertifikat tanah. "Jadi satu-satunya jalan, tunggu putusan pengadilan," katanya.

Menurut Ganjar, selama tanah sengketa dalam status quo, petani dan TNI AD diminta untuk tidak menggunakan lahan sengketa tersebut. Ganjar juga sudah meminta Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk bertemu dengan TNI AD agar bermusyawarah.

Terkait pemagaran yan dilakuka oleh TNI AD, Ganjar tidak mempermasalahkannya. Hanya, jika nanti TNI kalah di pengadilan, maka TNI harus membongkar pagar yang sudah terpasang.

Sabtu pagi lalu, kentrokan kembali terjadi antara petani Urut Sewu versus TNI AD kembali terjadi Sabtu pagi lalu. Belasan petani mengalami luka parah dan harus dirawat di rumah sakit.

Koordinator Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS), Seniman mengatakan, korban kekerasan yang dilakukan oleh TNI kini masih dirawat di rumah sakit, salah satunya adalah Kades Wiromartan, Widodo Sunu Nugroho. "Kalau ditotal semua korban yang kami data ada 17 warga yang alami luka-luka," katanya.

Seniman mengatakan, sekitar 150 petani di kawasan Urutsewu melakukan aksi penolakan pemagaran lahan di Desa Wiromartan. Dalam aksi tersebut, warga yang sejak pagi berkumpul di lahan pertanian yang diklaim milik TNI AD.

Aksi yang dilakukan warga tersebut merupakan rentetan dari aktivitas pemagaran yang dilaksanakan di kawasan Urutsewu sepanjang 23 kilometer dengan lebar 500 meter yang membentang di 15 desa di tiga kecamatan. Saat ini pemagaran dilaksanakan di Desa Wiromartan yang baru mencapai 300 meter.

Komandan Distrik Militer 0709 Kebumen, Letnan Kolonel Infanteri Putra Widya Winaya membantah anggotanya sengaja melukai petani Urut Sewu Kebumen. TNI AD hanya melakukan penjagaan pemagaran di lahan konflik itu. "Memang ada dorong-dorongan. Ada yang luka karena dorong-dorongan," kata Putra, saat dihubungi.

Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD Setrojenar Mayor Infanteri Kusmayadi mengaku sudah jenuh dengan konflik tersebut. "Silakan lewat jalur hukum. Jika kami kalah, kami akan angkat kaki," ujarnya.

Konflik Urut Sewu bermula ketika ada saling klaim tanah sepanjang 22,5 kilometer di pesisir Kebumen. Tanah yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian itu belakangan dipagari oleh TNI AD untuk latihan militer.

ARIS ANDRIANTO



Berita terkait

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

2 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

4 hari lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

7 hari lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

8 hari lalu

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

ganjar mengatakan dalam sistem pemerintahan juga penting adanya check and balances.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

8 hari lalu

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

Menurut Ganjar, masih banyak persoalan yang dipesankan oleh Megawati berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

8 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

8 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

10 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

10 hari lalu

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo mengaku tak diundang untuk menghadiri penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya