Kabut Asap, Penerbangan Pekanbaru Normal  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 25 Juli 2015 14:34 WIB

Pilot helikopter berusaha mendarat di Banfara Sutan Syarief Qasim II yang terselimuti kabut asap di Pekanbaru, Riau, Senin (26/8). ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap pekat sisa kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Pekanbaru. Jarak pandang menurun hingga satu kilometer. Namun kabut asap itu dinilai belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

"Masih aman dan tidak ada yang delay," kata Duty Manager Bandara SSK II, Pekanbaru, Ibnu Hasan, Sabtu, 25 Juli 2015.

Menurut Ibnu, jadwal penerbangan masih berjalan normal, baik kedatangan maupun keberangkatan. Hingga kini total penerbangan Lebaran masih lancar dengan total jumlah penumpang 11.918 dan 78 pesawat.

Musim panas yang melanda Riau sejak sebulan terakhir memicu kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di Riau. Titik api muncul hampir merata di setiap kabupaten dan kota di Riau. Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan pun turut mencemari udara.

"Secara umum, kondisi cuaca di Wilayah Riau Cerah Berawan disertai Kabut Asap tipis pada pagi dan malam hari," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin.

Menurut Sugarin, satelit Tera dan Aqua memantau 87 titik panas di Sumatera. Sebanyak 51 titik di antaranya terpantau di Riau. "Titik panas itu terpantau pukul 07.00 tadi," katanya.

Adapun penyebaran titik api hampir merata di semua kabupaten/kota di Riau. Titik panas terbanyak terdapat di Indragiri Hulu 13 titik, kemudian Bengkalis 12 titik, Pelalawan sembilan titik, Dumai enam titik, Indragiri Hulu lima titik, Siak empat titik, dan Rokan Hilir dua titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 35 titik panas," ujarnya.

Kabut asap yang menyelimuti wilayah Riau turut mencemari kualitas udara. Indeks Standar Pencemaran Udara di Pekanbaru berada dalam kategori tidak sehat. Jarak pandang di beberapa wilayah pun terbatas, seperti Dumai 4 kilomterer, Rengat 4 kilometer, Pelalawan 3 kilometer, dan Pekanbaru 1 kilometer.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

45 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

48 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya