Trauma Tolikara, Bupati Madiun Kumpulkan Tokoh Agama
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Jumat, 24 Juli 2015 20:26 WIB
TEMPO.CO, Madiun-Bupati Madiun, Jawa Timur, Muhtarom mengatakan wilayahnya berpotensi terjadi konflik antaragama seperti yang terjadi di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua pada perayaan Lebaran, Jumat, 17 Juli 2015.
"Karena kita pernah ada sejarah tidak baik, yaitu pemberontakan Partai Komunis Indonesia 1948 yang sebenarnya Madiun hanya menjadi korban," kata dia usai deklarasi dan penandatanganan pernyataan sikap untuk menghindari konflik antarumat beragama bersama Forum Kerukunan Umat Beragama Madiun di Markas Kepolisian Resor Madiun, Jumat, 24 Juli 2015.
Mengacu pada sejarah kelam tersebut, kata Muhtarom, upaya antisipasi konflik antarumat beragama lebih diintensifkan lagi oleh para pihak terkait. Pemerintah Madiun, kata dia, mengerahkan para perangkat desa untuk memantau aktivitas warga.
Langkah serupa juga dilakukan oleh aparat Kepolisian, TNI, organisasi keagamaan, tokoh masyarakat, dan Forum Kerukunan Umat Beragama. "Kiai dan ulama perlu mengantisipasi agar masyarakat Kabupaten Madiun tidak terprovokasi kerusuhan di Tolikara. Masalah SARA sangat sensitif," ujar Muhtarom.
Kapolres Madiun Ajun Komisaris Besar Yoyon Tony Surya Putra menambahkan upaya pengamanan wilayah, termasuk antisipasi konflik, sudah dilakukan aparat sejak sebelum Lebaran.
Hasilnya, belum ditemukan adanya indikasi yang mengarah pada terjadinya konflik. "Sampai sekarang Madiun tetap kondusif," kata dia.
Deklarasi dan penandatanganan pernyataan sikap untuk menghindari konflik antarumat beragama oleh Forum Kerukunan Umat Beragama disaksikan jajaran Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Madiun, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan alim ulama. Dalam kesempatan tersebut para pihak yang hadir menyatakan keprihatinannya atas insiden di Tolikara.
NOFIKA DIAN NUGROHO