Tunjukkan Manfaat Gas, Risma Ajak Menteri ke Kampung Lontong
Editor
Zacharias wuragil brasta k
Kamis, 9 Juli 2015 15:07 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke kampung lontong di Jalan Banyu Urip Lor, Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Kamis, 9 Juli 2015. Menteri Energi berada di Surabaya untuk meninjau langsung penggunaan gas di tengah masyarakat.
Selain ditunjukkan saluran pipa gas yang sudah terpasang sejak lama di kawasan itu, Menteri Energi diperlihatkan tumpukan lontong yang ada di keranjang dan siap dipasarkan. “Hampir semua warga di sini memproduksi lontong itu,” kata koordinator Paguyuban Pedagang Lontong Mandiri, Aris Siswanto, kepada Sudirman dan Risma.
Aris menjelaskan, produksi lontong menjadi mata pencaharian utama warga kampung itu. Setiap hari, ucap dia, rata-rata warga memproduksi 500 bungkus lontong untuk dipasarkan ke seluruh pelosok Kota Surabaya.
Menurut Aris, warga membutuhkan sekitar empat tabung elpiji kemasan 3 kilogram untuk produksinya itu setiap hari. Jika dirupiahkan, kebutuhan itu senilai sekitar Rp 70 ribu. "Dalam satu bulan bisa mencapai Rp 2,1 juta."
Masuknya jaringan pipa yang dibangun Perusahaan Gas Negara ke kampung itu berhasil menekan biaya kebutuhan itu. Aris menuturkan biaya produksi warga setiap bulan kini Rp 800-900 ribu. “Jadi kami sangat terbantu karena hampir mencapai 60 persen lebih ekonomis,” ujar bekas pekerja bangunan itu.
Penghematan itu, kata dia, terasa sejak dua tahun lalu atau pasca-PGN masuk ke kampungnya dan langsung menggantikan peran tabung. Aris juga memberi kesaksian, selama dua tahun itu, dia tidak menemukan kendala serius dalam penggunaan gas dari pipa. "Jadi kami sangat mengucapkan terima kasih kepada PGN dan Pemerintah Kota Surabaya," ucapnya.
Setelah mengunjungi kampung lontong, rombongan Menteri Energi langsung menuju stasiun pengisian gas milik PGN di Jalan Ngangel, Surabaya. Di lokasi ini, Menteri Sudirman dan Wali Kota Risma sempat berkomunikasi dengan masyarakat yang mengisi mobilnya dengan bahan bakar gas.
MOHAMMAD SYARRAFAH