TEMPO.CO, Semarang - Kenaikan harga kebutuhan dapur di Jawa Tengah paling dominan mendorong Inflasi pada Mei 20015. Pada Mei lalu, inflasi di Jateng meningkat 0,51 persen. “Peningkatan inflasi terutama disebabkan naiknya harga-harga komoditas yang tergabung di kelompok volatile foods,” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Ananda Pulungan, Senin, 8 Juni 2015.
Inflasi kelompok volatile foods sebesar 1,74 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan April. Komoditas penyumbang terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang putih.
“Kenaikan inflasi didorong keterbatasan stok sejalan dengan mulai masuknya masa tanam beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabai merah,” ujar Ananda
Ananda menyebutkan risiko tekanan harga di Jawa Tengah pada Juni 2015 ini diperkirakan akan lebih meningkat. Kondisi itu disebabkan oleh efek psikologis dalam rangka menyambut Ramadan.
“Khususnya untuk harga komoditas pangan,” katanya. Tapi, tekanan harga diperkirakan dapat diimbangi dengan mulai masuknya masa panen beberapa komoditas pangan.
Sementara itu, Kepala Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Hesti Candra Sari menyatakan tekanan inflasi pada Juni diperkirakan dari kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) untuk golongan di atas 3.500 volt ampere yang berlaku sejak per 1 Mei 2015.
“Kenaikan tersebut akan memberikan dampak pada industri yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga pokok produksi,” kata Hesti.
EDI FAISOL
Berita terkait
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
1 hari lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
4 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
4 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
5 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
6 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya