Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta klarifikasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Kerja Sudirman Said. Permintaan klarifikasi dipicu pernyataan Sudirman yang menyebut pemberantasan mafia migas terhambat di era SBY.
"Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apa pun diberantas," kata SBY melalui akun @SBYudhoyono, seperti dikutip Selasa, 19 Mei 2015. Dia mengaku keberatan dengan pernyataan Sudirman yang terkesan memfitnah dan mencemarkan nama baiknya.
Dalam cuitannya, SBY mengungkapkan bahwa semasa pemerintahannya dia berupaya untuk memberantas mafia di berbagai bidang, termasuk mafia migas. Dia menyebut pembentukan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum sebagai contoh keseriusannya. "Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," kata dia.
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan, Sudirman menyebut bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja presiden. Dia pun menyebut ada upaya kuat dari lingkungan di luar Pertamina yang berupaya menggagalkan upaya pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) sejak lama.
SBY tak terima dengan tudingan tersebut. "Tuduhan dan fitnah yang disampaikan Menteri ESDM dan pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi," ujar dia.