Sebuah kapal terlihat saat aparat kepolisian dari Polres Cilacap melakukan pengamanan di pintu masuk Dermaga Wijayapura, Cilacap, 17 Januari 2015. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Cilacap- Mendekati waktu eksekusi sembilan terpidana mati di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, penjagaan diperketat. Sebanyak 1.203 petugas gabungan dari polisi dan TNI diterjunkan pada Senin, 27 April 2015. Pukul 10.30, area di depan dermaga penyeberangan Wijayapura disterilkan.
Kepolisian Sektor Cilacap Selatan mengumumkan agar kendaraan, baik roda empat dan roda dua, dipindahkan dari lokasi. Pagar pembatas dipasang di kanan-kiri jalan menuju dermaga. Sebelumnya enam anjing penjaga telah didatangkan dengan bus polisi.
Meskipun penjagaan sudah diperketat, beberapa keluarga terpidana mati hari ini masih dibolehkan mengunjungi LP Nusakambangan. Tampak orang tua Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, terpidana mati asal Australia, mendatangi dermaga. Meski sebelumnya mereka tidak boleh menyeberang, akhirnya sebagian keluarga dari Andrew dan Myuran bertolak ke Nusakambangan.
Kesulitan perizinan untuk menyeberang juga dialami keluarga terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Veloso. Kakak perempuan Mary Jane, Maritess Veloso, dari dalam gerbang dermaga menyampaikan kepada awak media bahwa ia memohon kepada presiden agar adiknya diberi kesempatan kedua.
Meski sempat dihalangi oleh seseorang dari dalam dermaga, Maritess tetap menyuarakan permohonannya. Beberapa aktivis buruh yang ada di luar gerbang berteriak, “Save Mary Jane Veloso.”