Demo tidak Jelas, Massa Pro Megawati Membubarkan Diri

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 15:40 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya:Massa PDIP Surabaya langsung membubarkan diri setelah melakukan unjuk rasa di depan DPRD Subaya setelah mengadakan long march mendukung pemerintahan Megawati. Tidak jelas mengapa aksi itu bubar. Padahal terlihat sudah dipersiapkan perangkat demonstrasi seperti sound system diatas mobil pick up. Puluhan ibu-ibu, anak muda dan laki-laki tua yang terlihat seperti warga kampung berjalan semburat ke berbagai arah. Tidak ada komando yang jelas. Ayo rek, muleh-muleh. Demone wis buyar, ujar massa bersahut-sahutan. Seorang ibu tampak malu-malu ketika ditanya Tempo News Room, bahkan untuk menyebut nama dan alamatnya saja tidak bersedia. Gak tau nama saya siapa, saya ya ikut saja, ujarnya sambil meminum air mineral. Ada pula peserta demo yang mengeluh bahwa dia juga merasa sulit dengan kenaikan harga kebutuhan pokok menyusul kenaikan BBM, tarif listrik dan telepon. Waduh saya juga rakyat kecil, kalau semua naik ya jelas susah, ujar lelaki setengah baya yang mengaku sebagai tukang becak. Ia kemudian berlalu sambil membuang poster yang bertuliskan Awas rezim orde baru bangkit ke pinggir jalan. Di tengah sisa-sisa massa terlihat Wahyu Budiharto, Bendahara DPC PDIP Surabaya. Dengan kalimat berapi-api ia menjelaskan kepada pers mengenai latar belakang kebijakan pemerintahan Megawati. Ia menyinggung tentang berapa triliun subsidi BBM yang dinikmati pengusaha, Indonesia yang akan memasuki AFTA (era perdagangan bebas), dengan gaya seorang petinggi pemerintahan. Jadi aksi ini untuk menjelaskan kenapa pemerintah menaikkan tarif BBM, telepon dan tarif listrik. Harus dipahami ini betul-netul keputusan sulit pemerintahan Megawati, ujar dia. Ia juga menyebutkan bahwa Jawa Timur akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 860 miliar sebagai dana kompensasi pencabutan subsidi BBM. Penjelasan itu terasa fantastis untuk pejabat partai setingkat pengurus cabang. Lalu, darimana dia mendapatkan informasi itu? ia tidak menyebutkan. Sembari mengelak ia menukas :Pokoknya dari sumber A1 alias akurat. Dana kompensasi ini akan disalurkan pada warga miskin lewat sektor pendidikan dan pembangunan jaringan listrik. Laki-laki bertubuh agak tambun itu juga menjelaskan skenario semula unjuk rasa ini hanya sekedar jalan kaki dari Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo menuju ke DPRD Surabaya di Jalan Yos Sudarso. Setelah itu langsung bubar. Tidak lama setelah massa PDIP hilang dari kantor dewan, muncul puluhan mahasiswa dari ITS, HMI dan beberapa perguruan tinggi lain. Mereka berorasi mengecam pemerintahan Megawati dan menuntut pencabutan kenaikan harga. Tetapi kali ini aksi ini tidak berlangsung lebih dari lima menit. Pasalnya puluhan Polisi langsung mendekati mereka. Nampak terjadi negosiasi, setelah itu massa mahasiswa membubarkan diri kembali meneriakkan yel-yel. (Adi Sutarwijono-Tempo News Room)

Berita terkait

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

4 menit lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

10 menit lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

21 menit lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

36 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

41 menit lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

47 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

Atlet tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

1 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

1 jam lalu

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

Indonesia lolos ke final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung optimistis dan bangga dengan pertumbuhan para pemain tunggal putri generasi baru.

Baca Selengkapnya