Survei Figur di PDIP: Jokowi Lebih Unggul dari Megawati

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 1 April 2015 15:59 WIB

Presiden Jokowi menerima potongan tumpeng pertama dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam acara HUT PDIP ke-42 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, 10 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menggelar survei kepemimpinan di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hasilnya, Joko Widodo dianggap sebagai figur yang mampu membesarkan partai itu untuk periode lima tahun mendatang. "Angkanya jauh melebihi Megawati," ujar peneliti CSIS, Arya Fernandes, saat memaparkan hasil survei tersebut, Rabu, 1 April 2015.

Survei yang digelar pada 16-19 Februari lalu ini menjaring pendapat para ketua, wakil ketua, atau sekretaris Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDIP di seluruh Indonesia. Sebanyak 467 dari 514 petinggi DPC bisa diwawancarai. Sedangkan dari 33 petinggi DPD, 28 orang dapat diwawancara. Sebanyak 88 dari total responden adalah ketua DPD atau DPC. "Survei ini didanai CSIS," kata Arya.

Dalam survei tersebut, menurut Arya, sebanyak 26,6 persen responden yakin sosok Jokowi mampu memimpin partai berlambang banteng itu selama lima tahun ke depan. Sedangkan 22,8 persen responden menjatuhkan pilihan kepada Puan Maharani, 15,5 persen Megawati Soekarnoputri, 9,1 persen Ganjar Pranowo, dan 8,9 persen Tjahjo Kumolo.

Meski demikian, Arya menambahkan, tingkat kepercayaan itu tidak serta-merta membuat para responden bersedia memilih Jokowi sebagai pemimpin partai. Mayoritas responden masih mempercayai Megawati Soekarnoputri. Alasannya, Megawati dianggap memiliki keunggulan dari sisi integritas, kemampuan memimpin, dan manajemen organisasi. "Jokowi di urutan kedua, setelah Megawati," ujarnya.

Peneliti CSIS lain, Philips J. Vermonte, menilai perbedaan sikap dan pilihan itu mengindikasikan mayoritas pimpinan PDIP di daerah masih malu-malu memperlihatkan perbedaan sikap atas format kepemimpinan nasional partai mereka. Menurut, dia, persaingan antar-calon pemimpin PDIP baru akan terlihat pada 2019. "Kondisinya nanti ibarat sedang di persimpangan jalan: mempertahankan trah Sukarno atau memilih yang bukan trah," katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Hubungan Internasional Andreas Pareira menilai wajar hasil survei tersebut. Menurut dia, tingkat kepercayaan publik kepada Jokowi saat ini lebih besar dibanding figur lain lantaran kapasitasnya sebagai presiden. "Dengan itu, dia punya modal besar untuk berbuat sesuatu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait menilai trah Sukarno bukanlah satu-satunya parameter untuk menentukan pemimpin partainya. Menurut dia, semua kader banteng memiliki peluang yang sama asalkan mampu menyaingi integritas serta kemampuan memimpin dan manajemen organisasi yang dimiliki Megawati. "Tidak masalah apakah keturunan Sukarno atau tidak, asalkan dia mengikuti jalur yang dimiliki Megawati," katanya.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

1 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

10 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

10 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

12 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

12 hari lalu

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

12 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

15 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

16 hari lalu

Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

Gibran mendorong pertemuan antara Mega dan Jokowi. Kata Gibran, "Silaturahmi kok dilarang." Hasto lantas respons begini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya