Mengapa Pemerintah Susah Bebaskan WNI di Yaman

Reporter

Selasa, 31 Maret 2015 15:58 WIB

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengatakan masih ada 15 warga negara Indonesia (WNI) dari total 23 WNI yang ditahan otoritas Yaman sejak beberapa hari lalu. Dua WNI telah lebih dulu dibebaskan oleh otoritas Yaman. Sedangkan enam lain baru saja dibebaskan pihak Kementerian Luar Negeri hari ini.

Menurut informasi yang diperoleh Kementerian Luar Negeri, mereka yang ditangkap adalah mahasiswa dan yang memiliki masalah keimigrasian. "KBRI sudah mengunjungi penjara satu per satu untuk cari WNI kita yang ditangkap. Dan enam orang sudah ketemu, salah satunya di penjara Shumaila," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantornya, Senin, 30 Maret 2015.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menuturkan KBRI kesulitan membebaskan WNI yang ditangkap tersebut karena keterbatasan akses mobilisasi dan komunikasi akibat situasi perang di Yaman. Namun, ucap dia, pemerintah akan terus mengumpulkan informasi keberadaan WNI yang ditangkap tersebut untuk diupayakan pembebasannya.

Menurut dia, WNI yang ditangkap tidak ditahan dalam satu penjara, melainkan di ditahan secara terpisah di beberapa kota. Arrmanatha tidak mau berspekulasi apakah WNI yang masih ditahan terlibat dengan perang di Yaman. "Kami tidak mau spekulasi kenapa sisanya ditangkap. Kami akan klarifikasi dulu dan mencari informasi," ujarnya.

Dia memastikan KBRI di Sanaa tetap buka untuk memfasilitasi perlindungan WNI di Yaman, termasuk upaya pembebasan belasan WNI yang masih ditahan. "Ini bukan situasi normal, tidak bisa datangi tempat dan dapat informasi dengan mudah," tuturnya.

Hari ini pemerintah kembali melakukan evakuasi terhadap 90 WNI, termasuk 38 staf KBRI dan keluarganya dari Kota Sanaa. Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Sanaa menuju Kota Al-Hudaida, yang membutuhkan waktu empat jam menggunakan bus. Dari Al-Hudaida, WNI akan dipulangkan dari bandara yang dianggap cukup aman untuk evakuasi penerbangan.

ROSALINA

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

7 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

14 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya