Wakil presiden, Jusuf Kalla, melihat mobil hemat buatan mahasiswa di JK Center di Kampus II fakultas teknik Universitas Hasanuddin, Gowa, Sulsel, 27 Februari 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menampik anggapan adanya perbedaan sikap antara dirinya dan Presiden Joko Widodo ihwal kriminalisasi terhadap pimpinan KPK. Menurut JK hubungan keduanya tetap seperti biasanya, tak renggang. "Baik-baik saja dong," kata JK di kantornya, Senin 9 Maret 2015.
JK menanyakan adakah kalimat darinya yang mendukung kriminalisasi. "Jangankan KPK, kalau anda yang dikriminalisasi silakan lapor saya," kata Kalla. .
Sebelumnya, JK menyarankan agar mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana sportif dengan memenuhi panggilan Kepolisian. "Kalau dianggap salah, ya jelaskan dong," kata JK. Namun, ujar JK, kalau masalah yang dilaporkan memang ada salahnya, "yang diperiksa jangan menghindar dong." kata JK.
Menurut JK, kriminalisasi adalah apabila ada orang yang dianggap tak bersalah namun diajukan ke Kepolisian. Namun, kalau ada yang memiliki data dan fakta lalu terlapor terbukti bersalah, menurut JK hal itu tak termasuk kriminalisasi. "Itu namanya penyidikan," kata dia.
JK mengagendakan akan menemui tim independen atau tim sembilan besok, Selasa 10 Maret sore. Anggota tim sembilan Imam Prasodjo mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor Wakil Presiden adalah untuk menanyakan perbedaan sikap kedua penghuni istana. Mereka menilai Jokowi ingin tak ada kriminalisasi terhadap para aktivis antikorupsi. Namun, kata Imam, JK tak menganggap persoalan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana Cs.adalah kriminalisasi.
"Kami ingin tahu lebih dalam apa yang ada di pikiran JK," kata Imam Prasodjo. Ia bakal mempertanyakan juga adanya anggapan fragmentasi di Istana. Adanya perbedaan sikap Jokowi dan JK ini, "Membuat masyarakat menjadi bingung."