Kisah Sniper Tatang Koswara Bertempur di Timor Timur
Editor
Kodrat setiawan
Rabu, 4 Maret 2015 14:52 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara berpulang setelah dilarikan ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta, kemarin malam. Namun, siapa sangka selama mengabdi untuk negara, Tatang punya segudang prestasi dalam keahlian menembak jarak jauh.
Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, cucu pertama Tatang, menceritakan pengalaman kakeknya. Sang kakek, menurut Yoga, memang senang berdongeng mengenai pengalamannya dalam bertempur.
"Sebelumnya enggak ada yang tahu kalau kakek itu sniper hebat. Saya yang pertama mendengar cerita kakek soal itu," ujar Yoga, saat ditemui di rumah duka, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-lumba No. 2, RT 1 RW 8, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu, 4 Maret 2015.
Pada pertempuran di Timor Timur, Tatang diam-diam masuk ke dalam barisan Komando Pasukan Khusus. Dalam pertempuran itu, menurut Yoga, Tatang tak pernah membuang-buang peluru. Artinya, setiap peluru yang ia lontarkan selalu tepat sasaran.
Bakat Tatang ramai diperbincangkan setelah terbitnya buku Sniper Training, Techniques, and Weapons yang ditulis oleh Peter Brokersmith pada 2000 silam. Dalam buku itu, Tatang ditempatkan di urutan ke-14 sebagai sniper terhebat sepanjang sejarah.
Namun, apa boleh buat. Tatang kini sudah berpulang setelah dilarikan ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta, kemarin. Ia memang mengidap penyakit jantung selama 14 tahun terakhir.
Tatang dimakamkan dengan upacara penghormatan militer pada 11.30 siang tadi. Keluarga Tatang hanya bisa menangis sepanjang acara pemakaman itu.
PERSIANA GALIH