PBB Soroti Kekerasan terhadap Anak di Indonesia

Reporter

Jumat, 27 Februari 2015 03:10 WIB

Seorang relawan dari Indonesia Satu, mengajarkan anak-anak bernyanyi di Bawah kolong jembatan Tallo, Buloa, Makassar, 9 Januari 2015. Sekolah yang berada di bawah jembatan tol tersebut diadakan setiap hari Jumat. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO , Jakarta: Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB dalam hal Kekerasan Terhadap Anak, Marta Santos Pais, mendorong pemerintah Indonesia untuk membangun sistem akuntabilitas dan pengawasan yang jelas untuk mencegah kasus kekerasan anak. Selain itu, alokasi anggaran yang memadai menjadi saran PBB untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan anak di Indonesia.

"Saya ingin mengundang Indonesia untuk mengambil posisi pemimpin dan menjadi menara suardi kawasan ini dalam membentuk kebijakan untuk mengakhiri kekerasan anak," kata dia dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari 2015.

Dia juga berharap Indonesia mampu berada di garis depan dalam gerakan menghapus kekerasan terhadap anak. Hal ini menjadi bagian penting dalam Sustainable Development Goals (SDG) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Program SDG bertujuan untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak, seperti perkawinan dini dan mutilasi alat kelamin perempuan.

Marta menyambut baik langkah Indonesia yang telah melarang segala bentuk kekerasan terhadap anak di segala lini. Namun, ia menyayangkan tidak ada Undang-Undang yang jelas melarang hukuman fisik di dalam rumah tangga. Marta mendorong Indonesia untuk bergabung dengan 45 negara yang telah memiliki UU yang secara komprehensif melarang kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun.

Menurut Global School-based Student Health Survey (GSHS), atau survei kesehatan global berbasis sekolah, sekitar 40 persen murid berusia 13-15 tahun di Indonesia melaporkan telah diserang secara fisik selama 12 bulan terakhir di sekolahnya. Survei ini dilakukan pada 2007 lalu.

Setengah dari anak-anak Indonesia melaporkan telah dirisak di sekolah. Mereka terdiri dari 56 persen anak laki-laki dan 29 persen anak perempuan melaporkan telah mengalami kekerasan fisik.

"Namun hanya sedikit dari anak-anak yang menjadi korban kekerasan di Indonesia mendapatkan bantuan profesional," ujar Marta.

DEWI SUCI RAHAYU

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

15 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

34 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

37 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

50 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

53 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya