Marinir Dikeroyok, Lalu Ditusuk Obeng Hingga Tewas
Editor
Yosep suprayogi koran
Senin, 16 Februari 2015 03:14 WIB
TEMPO.CO,Batam -Dua dari 11 warga asal Palembang, Sumatera Selatan, di lokasi kejadian perkelahian yang mengakibatkan tewasnya Sersan Satu Purniwinanto, anggota Batalion Infanteri 10 Marinir di Batam, hingga kemarin belum diketahui jejaknya.
Diduga, mereka dibawa oleh rekan-rekan Purniwinanto yang datang ke lokasi selepas kejadian Jumat dinihari lalu itu. “Kami minta pihak Marinir mengembalikan kedua pemuda tersebut,” kata Ismail, Wakil Sekretaris Perkumpulan Keluarga Besar Sumatera Selatan.
Perkelahian itu terjadi di kawasan lokalisasi Teluk Pandan, Batuaji, Batam, Jumat dinihari. Waktu itu, menurut Ismail, pria asal Palembang itu sedang berada di sana dan bertabrakan di area itu. Dari tabrakan kecil itu terjadi perang mulut, kemudian berujung penusukan terhadap Purniwinanto dengan obeng.
Sekitar 200 anggota Marinir kemudian datang memburu pelaku dan membawa sebelas pemuda asal Palembang. Menurut Ismail, sembilan di antaranya sudah kembali, namun bagian belakang tubuhnya ada bekas pecutan.
Seorang pemuda yang enggan disebut namanya mengaku dibawa anggota Marinir ke hutan, lalu dicambuk dengan kopel dan alat lain untuk mengejar pengakuan pelaku penusukan. “Kami dak katek salah bae dibecuti (cambuk ),” kata dia. Namun Tempo belum berhasil meminta konfirmasi perihal hal tersebut kepada Komandan Marinir Batam Mayor Jenderal Farid Washington. Telepon selulernya tidak aktif.
Adapun Komandan Batalion 10 Marinir, Letkol Laut (Mar) Kresno Pratowo, mengatakan saat kejadian Purwinanto sedang menjalankan tugas. “Dia anggota bagian intelijen, jadi saat bertugas tidak menggunakan pakaian dinas,” kata dia.
Menurut Kresno, keributan berawal dari tabrakan sepeda motor milik pengunjung di area parkir bar. “Sertu Purwinanto yang sedang berada di lokasi mencari tahu penyebab keributan itu. Namun ternyata keributan membesar dan Sertu Purwinanto malah dikeroyok serta ditusuk senjata tajam.” Kresno menyerahkan penanganan kasus itu ke Polresta Barelang Kota Batam. “Intelijen kami juga siap membantu kepolisian mencari pelaku. Namun kalau ditemukan akan diserahkan ke polisi,” ujar dia.
Adapun Polresta Barelang masih menyelidiki kasus meninggalnya Purwinanto. “Kami terus mengembangkan dan memproses kasus ini,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang, Komisaris Didik Erfianto.
RUMBADI DALLE | ANTARA