Aktivis Menari Peringati V-Day

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 15 Februari 2015 20:12 WIB

Seorang aktivis perempuan menggelar unjuk rasa peringatan kerusuhan Mei di sekitar bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, 18 Mei 2014. Aksi tersebut untuk mengingatkan kepada masyarakat pernah terjadinya kekerasan tak senonoh terhadap perempuan saat kerusuhan Mei 1998 dan pelakunya belum terungkap selama 16 tahun. TEMPO/STR/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 60 aktivis menari beriring musik untuk memperingati V-Day yang jatuh pada Sabtu 14 Februari 2015 di depan Gedung Agung Yogyakarta. V adalah kependekan dari bagian paling pribadi perempuan. Peringatan ini merupakan gerakan global melawan kekerasan terhadap wanita terhadap perempuan bernama One Billion Rising. Gerakan ini mengajak satu miliar perempuan dan siapa pun bersolidaritas menolak kekerasan, misalnya perkosaan.

Aktivis bergerak dari Taman Budaya Yogyakarta hingga depan Gedung Agung Yogyakarta. Mereka membawa spanduk bertuliskan: don’t tell me how to dress, bukan tubuh perempuan yang diatur tapi nafsu. Tema gerakan global kali ini adalah Revolusi untuk Keadilan dan Kesetaraan.

Mereka yang terdiri dari aktivis, ibu rumah tangga, penyandang disabilitas, hingga mahasiswa menari bebas dan lepas di bawah guyuran hujan. Dua pipi aktivis berhiaskan garis dua strip garis berwarna pink. “Menari itu mendobrak, menyenangkan, suci, membebaskan, menularkan, dan menerobos aturan diskriminatif yang mengikat,” kata relawan One Billion Rising, Tia Setiyani.

Mereka mengundang masyarakat menari di kamar, kantor, rumah, sekolah, tempat kos, dan di mana saja pada hari itu. Tia mengatakan, terjadi sejumlah serangan terhadap perempuan. Pada November 2014, seorang mahasiswi Yogyakarta melapor ke polisi karena menemukan kamera close circuit television (CCTV) di toilet pemondokan. Kamera itu dipasang pengelola pemondokan agar dapat melihat perempuan mandi.

Pada September 2014, pemerkosaan dan pembunuhan dialami seorang remaja putri oleh orang tak dikenal. Pada Agustus pada tahun yang sama, siswi melapor ke polisi karena diremas bagian terlarangnya saat berkendara di jalan. Ada pula seorang siswi diperkosa beramai-ramai dan dibunuh dengan dibakar pada 2013.

Di Indonesia, tiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan. Sebanyak 50 persen kasus kekekerasan di Indonesia adalah perkosaan. “Banyak kasus kekerasan yang belum terungkap,” kata dia.

Komnas Perempuan mencatat pada Maret 2014, terdapat 269.760 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani pada 2013. Sebanyak 65 persen kasus kekerasan dialami istri, 21 persen kekerasan dalam pacaran, 7 persen kekerasan terjadi terhadap anak perempuan dan 6 persen kekerasan lain.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

17 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya