Warga melihat aliran lumpur Lapindo dari badan tanggul lumpur yang jebol di Titik 68, desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, 10 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Semarang - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah menyebutkan puluhan tanggul di sejumlah sungai di daerah itu sudah jebol. Sejumlah tanggul itu berada di Kabupaten Jepara, Demak, Grobogan, dan Kebumen.
“Terdiri dari beberapa titik sedang proses penanganan,” kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah Prasetyo Budi Yuwono, Kamis, 22 Januari 2015. (Baca: TanggulJebol, Korban Lumpur Lapindo Ngungsi Lagi.)
Ia menyebutkan, tanggul yang jebol paling banyak berada di Kebumen. Adapun tanggul yang jebol dimulai dari Jepara. “Dengan jebolnya tanggul itu saat ini kami bukan lagi persiapan, tapi sudah menghadapi bahaya banjir,” kata Prasetyo.
Prasetyo sudah berkoordinasi dengan Balai Pengelola Sungai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta pemerintah daerah setempat untuk mengantisipasi dampak jebolnya tanggul itu. Langkah yang dilakukan di antaranya menyiapkan material dan menempatkan alat berat di daerah agar memudahkan reaksi cepat ketika terjadi bencana. (Baca: Banjir Bandang Kini Sering Terjadi di Tuban.)
Menurut Prasetyo, sejumlah tanggul yang jebol itu belum dibangun secara permanen karena terburu musim hujan. Ia menuturkan pembangunan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana membenarkan jebolnya puluhan tanggul yang ada. Menurut Sarwa, efek yang paling dirugikan oleh bencana itu petani yang sedang hendak panen padi. “Jebol di Grobogan dan Demak merugikan petani yang siap panen karena lahannya terendam air,” ujarnya. (Baca: 400 Rumah di Majalengka Terendam Banjir.)
Ia menjelaskan, jebolnya tanggul yang menimbulkan banjir hanya membuat warga sekitar lokasi mengungsi sebentar. “Namun kerugian besar di pertanian karena gagal panen,” kata Sarwa tanpa menjelaskan jumlah lahan yang terendam.