Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, berselfie bersama wartawan sebelum mengumumkan hasil audit tertib administrasi dan pelaksanaan perizinan rute penerbangan di Kementrian Perhubungan, Jakarta, 9 Januari 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Surabaya - Pencarian black box Air Asia QZ8501 bukanlah hal yang utama dalam misi yang dijalankan oleh tim gabungan Badan SAR Nasional. "Black box itu bukan upaya yang utama," ujar Menteri Perhubunhan Ignasius Jonan saat konferensi pers di media center Crisis Center Kepolisian Daerah Jawa Timur. Sabtu, 10 Januari 2015.
Menurut Jonan, misi Basarnas yang paling utama adalah mengevakuasi dan menemukan seluruh penumpang Air Asia baik yang telah meninggal maupun yang selamat. "Instruksi Presiden harus ditemukan," ujar Jonan. (Baca juga: 5 Maskapai Kena Sanksi, Aktivitas di Juanda Normal)
Sehingga pencarian korban sudah diperluas tidak hanya dalam wilayah laut saja akan tetapi hingga mencakup pada semua bibir pantai-pantai yang terdapat di sekitar Pangkalan Bun maupun Selat Karimata. Tidak hanya itu, pencarian juga dilakukan masuk dalam wilayah daratan. (Baca juga: Duka Air Asia, KNKT: Wajah Indonesia Dipertaruhkan)
Kepala Badan Search and Rescue Nasional Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo mengatakan timnya tetap akan melanjutkan operasi meski kotak hitam atau black box pesawat Air Asia QZ8501 berhasil ditemukan. Soelistyo ingin menemukan jenazah pesawat nahas itu sebanyak-banyaknya.
Soelistyo tidak bisa menjamin timnya dapat menemukan keseluruhan korban pesawat rute Surabaya-Singapura yang berjumlah 155 penumpang dan 7 awak itu.