Mirip AirAsia, Pesawat Ini Celaka karena Awan

Reporter

Selasa, 6 Januari 2015 06:00 WIB

Log book pengambilan bahan informasi cuaca di Stasiun BMKG Juanda Surabaya pada 28 Desember 2014. Tercatat AirAsia baru mengambil pada pukul 07.00. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Puslitbang BMKG) merilis hasil riset mengenai musibah jatuhnya pesawat Indonesia AirAsia QZ8501. Dalam penelitian berjudul "Kecelakaan AirAsia QZ8501, Analisis Meteorologis" ini BMKG menyatakan pesawat AirAsia jatuh karena faktor cuaca. (Baca: Riset BMKG: Air Asia Jatuh Karena Mesin Beku)

Menurut tim yang beranggotakan Profesor Edvin Aldrian, Ferdika Amsal, Jose Rizal, dan Kadarsah ini, analisis awal menunjukkan bahwa pesawat AirAsia kemungkinan telah terbang masuk kedalam awan badai. Kejadian serupa telah terjadi sebelumnya di kawasan Asia Tenggara.

Contoh kejadian kecelakaan pesawat akibat faktor cuaca terjadi pada 16 Januari 2002. Saat itu, pesawat Boeing 737-300 milik Garuda Indonesia bernomor penerbangan 421 mengalami dual-engine flameout (kehilangan tenaga) akibat mencoba menghindari awan badai. Contoh lain, yakni Adam Air penerbangan 574 jurusan Jakarta-Surabaya-Manado. Pada 1 Januari 2007, pesawat ini mengalami kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) akibat cuaca buruk. (Baca juga: Begini Kondisi Awan Saat AirAsia Hilang Kontak)

Tepat beberapa hari sebelum kecelakaan AirAsia QZ8501, pesawat Singapore Airlines jenis Airbus A330-300 bernomor penerbangan SQ-615 yang mengangkut 268 penumpang dan 13 awak mengalami turbulensi (goncangan). Goncangan ini terjadi saat pesawat itu terbang dari Osaka ke Singapura pada 22 Desember 2014, tepatnya di ketinggian 39 ribu kaki di atas Laut Tiongkok Selatan, sebelah utara-barat kota Bandar Seri Begawan (Brunei).

Terkait kecelakaan AirAsia QZ8501, tim BMKG menyatakan fenomena cuaca yang paling memungkinkan adalah terjadinya icing atau pembekuan yang dapat menyebabkan mesin pesawat rusak. Pada saat kejadian, kata tim BMKG, citra satelit IR mengungkapkan suhu puncak awan yang dilalui pesawat AirAsia mencapai -80 hingga -85 derajat celcius. Di dalam awan itu ada butiran es.

Melalui citra satelit Vis, tim BMKG menyimpulkan adanya awan konvektif di jalur penerbangan AirAsia QZ8501. "Hal tersebut juga menunjukkan bukti bahwa ada beberapa puncak awan yang menjulang tinggi pada jalur penerbangan yang dilewati," demikian kutipan riset tersebut.

FERY F

Berita Lain
Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur

Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?

Tragedi Air Asia, 41 Korban Jemaat dari Satu Gereja

Berita terkait

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

4 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

7 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

11 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

12 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

12 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

13 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

19 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya