Pantai Sumur Tiga, Sabang, Aceh. TEMPO/Agung Pambudhy
TEMPO.CO, Banda Aceh - Kepala Kepolisian Resor Kota Sabang Nurmeiningsih mengatakan penyerangan terhadap turis di Sabang berawal dari ketidaksenangan sebagian pemuda di sekitar lokasi terhadap pengelola lokasi tersebut. Oleh pengelola, awalnya, jatah pengelolaan parkir diberikan kepada sebagian pemuda. (Baca: Sambut Tahun Baru di Sabang, Aceh, Turis Diserang)
Sebagian kelompok pemuda lain tidak mendapatkan jatah mengelola parkir. Ia berujar, pada malam pergantian tahun, di lokasi juga tidak ada perayaan besar-besaran. Pengelola tempat hanya memfasilitasi untuk menghibur tamunya saja. (Baca: Indigo Ingatkan Ahok Soal Tahun Baru dan Gempa Jakarta)
"Jadi, ini persoalan karena sebagian pemuda yang meributkan tidak dapat jatah biaya parkir," tutur Nurmeiningsih kepada Tempo, Jumat, 2 Januari 2015.
Mereka yang berjumlah sekitar sepuluh orang lalu mengganggu para pengunjung di Casa Nemo. Para turis takut karena ada yang teriak disetrum. Mereka juga menakuti dengan kata-kata "huh... huh...", dan meminta agar para tamu bubar dengan alasan melanggar syariat.
Simak Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik dan Balik Tahun Baru 2024
29 Desember 2023
Simak Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik dan Balik Tahun Baru 2024
Pengaturan lalu lintas ini berupa pembatasan operasional angkutan barang di jalan tol dan non tol, serta sistem jalur dan lajur pasang surut atau contraflow.