Sebuah rumah yang di tinggalkan pemiliknya akibat digenangi luapan lumpur Lapindo di desa Kedungbendo, Porong, Sidoarjo, 14 Desember 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Hujan lebat menyebabkan tanggul lumpur Lapindo di Titik 73 A Desa Kedungbendo, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali jebol pada Kamis malam, 25 Desember 2014. Lumpur pun meluber ke permukiman warga di Desa Gempolsari dan Desa Kalitengah yang berada di sisi timur tanggul.
"Setelah hujan deras, tanggul jebol kemarin malam," kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesty Prasetyo. (Baca: SBY-Jokowi Habiskan Rp 5,8 T Biayai Lapindo.)
Panjang tanggul yang jebol mencapai 8 meter dengan kedalaman 1 meter. Lubang itu tak jauh dari Titik 73 B, yang juga jebol pada 30 November dan 17 Desember 2014. "Tanggul jebol karena volume air di kolam penampungan terlalu banyak," ujar Dwi.
Warga yang sempat kembali ke rumahnya kini terpaksa mengungsi lagi. Mereka ditampung di balai desa setempat. Sulastri, seorang warga, mengatakan lumpur memasuki kamar-kamar di rumahnya. "Awalnya kami masih bertahan. Namun, karena terus meninggi, kami tak mungkin bertahan di rumah," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, air lumpur terus mengalir ke sisi timur menuju Desa Gempolsari. Kini, seratus warga masih berada di Balai Desa Gempolsari. (Baca: Jokowi Lunasi Utang Lapindo, Pihak Ical Bersyukur.)
Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo
23 Januari 2022
Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo
Minarak Group ikut merespons temuan Kementerian ESDM terkait potensi logam tanah jarang atau Rare Earth Element di lokasi lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.