Pejalan kaki melintasi spanduk bergambar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan latar kapal yang ditenggelamkan di Gedung Kementerian Kelauatan dan Perikanan, Jakarta, 10 Desember 2014. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO,Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti geram atas tindakan kapal asing mengusir perahu nelayan lokal di Morotai, Maluku Utara. Padahal dua kapal beda kebangsaan itu sama-sama sedang melaut di perairan Indonesia.
Menurut Susi, tindakan kapal-kapal asing mengusir nelayan lokal tidak bisa diterima. Sebab, kata Susi, Indonesia adalah bangsa yang berdaulat di wilayah lautnya. "Itu ironis," ujar Susi. (Baca : Susi Tangkap 14 KapalIkan 'Lokal tapi Asing' )
Bahkan, kata Susi, intimidasi terhadap nelayan lokal oleh kapal asing tidak cuma terjadi sekali. Menurut Susi, di sekitar Kepulauan Natuna banyak kapal ikan lokal dengan bobot kecil dikejar-kejar oleh bahtera asing, antara lain milik Thailand. Ironisnya, aksi ini terjadi di perairan Indonesia. "Apakah kita masih terima?" kata Susi.
Karena itu, kata Susi, sebagai pemilik negara yang berdaulat, pemerintah akan menjamin wilayah Indonesia dari gangguan asing. "Kita standby-kan kapal perang, walau melindungi dua kapal nelayan di Natuna sekalipun," kata Susi. Sebab, kata Susi, tugas pemerintah adalah melindungi dan mengamankan negara.