Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, membuka Munas Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 30 November 2014. Munas ke IX Partai Golkar tersebut mengagendakan pemilihan ketua umum Golkar periode 2014-2019. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Penyelamat Golkar Agung Laksono mengatakan dirinya lebih nyaman apabila partai berlambang beringin ini mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sikap Golkar berada di luar pemerintahan, kata Agung, lantaran ikut koalisi Prabowo yang sakit hati kalah dalam pemilihan presiden Juli lalu.
"Kalau Golkar mengkritik pemerintah jangan asal membebek koalisi," kata Agung di Bali, Senin, 1 Desember 2014. Menurut dia, kekuatan pemerintah dan di luarnya tak boleh saling menghancurkan. "Harus memperbanyak simbol perdamaian." (Baca: Airlangga Kritik Panitia Munas Golkar)
Agung Laksono tak ingin partai beringin terus-terusan berada di Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo dalam pemilihan presiden pada Juli lalu. Alasannya, kata Agung, Golkar memiliki kepentingan sendiri untuk nantinya bertarung lagi dalam pemilihan legislator dan presiden pada 2019.
"Kan kepentingannya beda-beda. Jadi apa pun koalisinya enggak usah permanen," kata Agung di Bali, Senin, 1 Desember 2014. "Pileg dan pilpres itu berjuang sendiri-sendiri." (Baca: Idrus Marham: Syarat Calon Ketua Umum Bisa Berubah)
Selain itu, kata Agung, kondisi di daerah pun berbeda. Kepala daerah dari Golkar, tak semua berkoalisi dengan koalisi Prabowo. "Ada yang dengan PDI Perjuangan dan lainnya," kata dia. "Jadi harus juga memperhatikan kearifan lokal."