Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, 18 September 2014. Jarak pandang menurun hingga 800 meter. TEMPO/Riyan Nofitra
TEMPO.CO, Siak - Presiden Joko Widodo batal blusukan di Desa Sungai Tohor, Pulau Meranti, Kabupaten Siak, Riau. Alasannya, cuaca buruk. "Kami dapat informasi dari rombongan Jokowi, helikopter tak dapat melanjutkan perjalanan," ujar anggota tim Yayasan Perspektif Baru, Hayat Mansur, Rabu, 26 November 2014.
Menurut Mansur, awan pekat berkumpul di atas Hutan Zamrud, Riau. Kondisi tersebut tak aman untuk menerbangkan helikopter. Walhasil, kata dia, protokoler kepresidenan memerintahkan pilot helikopter untuk balik arah ke Pekanbaru. (Lihat: Lokasi Kebakaran Hutan Riau Dilihat dari Udara)
Sebelumnya, jam kedatangan Jokowi juga mengalami kemunduran. Awalnya mantan Gubernur DKI Jakarta ini akan tiba di Desa Sungai Tohor pukul 13.00 WIB. Namun, agenda mundur menjadi pukul 14.30 WIB.
Jokowi dijadwalkan mendatangi beberapa kilang dan lahan perkebunan sagu milik warga yang terkena dampak kebakaran. Desa tersebut menjadi salah satu daerah kebakaran lahan gambut terparah di Riau. (Baca: Bukan Obat Mujarab Penyelamatan Gambut)
Blusukan ke lahan gambut ini diawali oleh petisi yang dibuat Abdul Manan, warga Desa Sungai Tohor. Petisi dari Manan ini dimuat di laman situs www.change.org dan mendapatkan lebih dari 27 ribu dukungan.
Petisi ini diteruskan ke Istana Negara oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan, antara lain Yayasan Perspektif Baru, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, dan Greenpeace Indonesia.
Warga mengaku kecewa atas pembatalan ini. Meski tak jadi, Manan meminta Jokowi untuk tetap mencarikan solusi untuk daerahnya. "Salah satunya meninjau ulang pembukaan izin perusahaan di atas lahan gambut," ujar dia di kilang sagu saat mendengar kabar Jokowi tak jadi datang.
Salah seorang warga, Akiat, berharap Jokowi dapat menutup izin perusahaan yang tak patuh dalam mengelola lahan gambut. "Kebakaran lahan terjadi akibat kebakaran yang dimulai perusahaan," ujarnya.