Ilustrasi kekerasan terhadap anak. TEMPO/Ary Setiawan
TEMPO.CO, Padang - Psikolog dari Universitas Negeri Padang, Yosi Maolina, mengatakan ada siswa lain yang diduga menjadi korban kekerasan di Sekolah Dasar Trisula Perwari, di Bukittinggi. "Hasil pemeriksaan sementara, ada siswa yang juga mengaku pernah mendapatkan kekerasan di sekolahnya," ujar Yosi, Kamis, 16 Oktober 2014.
Namun, Yosi enggan menyebutkan korban lainnya tersebut secara detail. Sebab, Yosi sedang melakukan pemeriksaan kasus ini secara menyeluruh.
Kekerasan terhadap siswi SD Trisula tersebut terekam dalam video yang diunggah ke situs berbagi video, YouTube. Pemukulan tersebut terjadi pada 18 September 2014 sekitar pukul 09.00 WIB, ketika siswa kelas V-A sedang mengikuti proses belajar-mengajar dengan mata pelajaran pendidikan agama. Dalam rekaman berdurasi 1 menit 52 detik itu tampak sekitar empat siswa dan satu siswi memukul dan menendang seorang siswi berjilbab putih berkali-kali. (Baca juga: Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar)
Yosi mengatakan kekerasan terhadap korban ini bukan pertama kalinya terjadi. "Sejak dia kelas III. Dari pengakuan temannya, korban mendapatkan kekerasan hampir setiap hari," ujarnya. (Baca juga: Siswi SD Bukittinggi dan Ejekan Muka Mirip Sepatu)
Tim psikolog Universitas Negeri Padang sedang memeriksa tujuh siswa SD Perwari Bukittingi. Mereka terlibat dalam video kekerasan terhadap seorang siswi. "Mereka pelaku sekaligus korban. Kita sedang melakukan diagnosa," ujar Yossi.
Yosi mengaku pihaknya telah memeriksa seluruh keluarga pelaku. "Hasil pemeriksaan ini akan kita sampaikan besok sore (Jumat)," ujarnya.
Guru pendidikan agama SD Perwari Bukittinggi, Darmia Darmuya, mengatakan korban sering mendapatkan kekerasan di sekolah itu. "Hampir tiap hari," ujarnya.
Hingga berita diturunkan, Kepala Sekolah Dasar Perwari Bukittinggi Evawani Sofia belum bisa dimintai konfirmasi. Ketika Tempo mencoba meneleponnya, Eva tidak mengangkat telepon genggamnya. Pesan pendek dari Tempo pun tidak dibalas.