TEMPO.CO, Medan - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengeluarkan guguran lava sebanyak 102 kali sejak dinihari tadi hingga Kamis siang, 9 Oktober 2014. Guguran lava, menurut Kepala Pengamatan Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen Putra, mengarah ke tenggara sejauh 4 kilometer.
Armen memperkirakan guguran lava akan terus berlangsung disertai keluarnya debu vulkanis. Status gunung, kata Armen, masih level siaga. "Kami mengimbau semua warga sekitar Sinabung agar waspada dan menjauh dari radius 5 kilometer, terutama di jalur guguran lava," kata Armen kepada Tempo, Kamis, 9 Oktober 2014. (Baca: Ancaman Letusan Sinabung Belum Hilang)
Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Letnan Kolonel Asep Sukarna mengatakan erupsi Sinabung yang terjadi pekan ini tidak menyebabkan penambahan jumlah pengungsi. Penanganan pengungsi, ujar Asep, tetap dilakukan seperti biasa. "Tidak ada yang berubah dalam pola penanganan pengungsi, karena sejak September 2013 status siaga Sinabung belum dicabut," kata Asep, yang juga Komandan Kodim 0205 Tanah Karo.
Jumlah pengungsi, kata Asep, masih tetap 3.287 orang yang tersebar di tempat penampungan pengungsi di jambur (balai pertemuan adat). "Akibat erupsi yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, penanganan tanggap darurat akan diperluas dengan melibatkan lintas instansi," ujar Asep. Sebagai penanggung jawab tanggap darurat, Asep mengatakan seluruh potensi akan dikerahkan untuk menangani pengungsi jika terjadi penambahan. (Baca: Jokowi Janji Sekolahkan 83 Pengungsi Sinabung)
Untuk mengurangi dampak debu Sinabung yang mempengaruhi tingkat kesehatan, Dinas Kesehatan Karo membagi-bagikan masker dan obat-obatan penyakit saluran pernapasan. Kadis Kesehatan Karo Jansen Peranginangin mengatakan, meski belum ditemukan ada yang menderita penyakit saluran pernapasan, Dinas Kesehatan setempat memerintahkan semua pusat kesehatan masyarakat siaga. "Semua puskesmas di Karo siaga mengantisipasi penurunan kesehatan warga," kata Jansen.
Akibat erupsi Sinabung, sejumlah penerbangan di Bandara Kualanamu terganggu. Ketinggian debu vulkanis (ashtam) erupsi Sinabung yang mencapai 20 ribu kaki menjadi penyebab penerbangan terganggu dan sebagian berhenti.
General Manajer Air Navigasi Bandara Kualanamu, Susanto, mengatakan, sejak pukul 04.00, debu vulkanis hasil erupsi Sinabung berembus ke arah timur laut Karo, yakni ke arah Deli Serdang. "Landasan pacu Bandara Kualanamu ditutupi debu erupsi Sinabung. Petugas kebersihan landasan bekerja keras menyingkirkan debu dari landasan," kata Susanto kepada Tempo, Kamis, 9 Oktober 2014.
Pekatnya debu, kata Susanto, memaksa manajemen penerbangan menunda bahkan membatalkan penerbangan. Pesawat Garuda tujuan Jakarta dan Sriwijaya Air tujuan Penang, Malaysia, harus menunda penerbangan. Adapun pesawat kecil milik Susi Air dan pesawat internasional Value Air dan Silk Air tujuan Singapura batal berangkat.
SAHAT SIMATUPANG
Baca juga:
Nazaruddin: Ibas Terima Duit Korupsi Wisma Atlet
Bintang Film Bollywood Naik Haji
Banser Siap Bantu Polisi Tangkap Novel FPI
Ketua MPR Mangkir, Jokowi Tetap Bisa Dilantik
Jokowi: Nama Menteri Hampir Final