Kabut Asap, Jam Sekolah di Palembang Dikurangi

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 27 September 2014 10:48 WIB

Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kembali selimuti kota Pekanbaru, Riau, 18 September 2014. Kualitas udara di sejumlah wilayah kian memburuk, jarak pandang menurun hingga 800 meter. TEMPO/Riyan Nofitra

TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap masih menyelimuti Kota Palembang. Jarak pandang pada pagi hari bisa kurang dari 200 meter. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan warga dan keselamatan para pengendara di jalan raya, laut, maupun udara di kota ini.

Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang mengurangi jam pelajaran pada setiap sekolah di kota itu.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan pengurangan jam pelajaran berlaku mulai Sabtu hari ini, 27 September 2014.

Menurut dia, pada kondisi normal, setiap siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran pertama pada pukul 07.00 di pagi hari. Namun, mulai hari ini siswa diperkenankan memulai pelajaran pukul 07.30.

"Ini keputusan berdasarkan pertimbangan kesehatan dan keselamatan para siswa yang terkena dampak kabut asap," kata Ahmad Zulinto. (Baca: Asap, 2.000 Warga Riau Terserang ISPA)

Menurut Ahmad, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran ini ke seluruh sekolah yang ada di Kota Palembang pada Jumat lalu. Surat edaran tersebut berlaku hingga kondisi kabut asap dipandang tidak lagi berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan para siswa.

Surat edaran tersebut berisi pengumuman bahwa setiap harinya jam belajar mengajar pada satu mata pelajaran dikurangi lima menit. "Masuk pagi jam 07.30. Kalau siswa siang tetap seperti biasa, tetapi pulangnya akan lebih cepat 30 menit."

Satu pekan terakhir ini mutu udara di Kota Palembang terbilang buruk. Data dari Dinas Kesehatan setempat menyebut terjadi peningkatan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas. (Baca: Pemadaman Gagal, Asap di Pekanbaru Makin Pekat)

Anton Suwindro, Kepala Dinas Kesehatan Palembang, mengatakan selama September ini terdapat sekitar 4839 penderita ISPA. Angka tersebut sudah dipastikan akan meningkat tajam seiring belum tuntasnya pemadaman api dari kebakaran lahan dan hutan di Sumsel. "Yang paling banyak ini penderita ISPA," kata Anton Suwindro.

Data penderita ISPA merupakan data yang diambil dari 39 pusat kesehatan masyarakat yang ada di Palembang, seperti di wilayah Gandus, Kertapati, Plaju, Alang-alang Lebar, Sukarame, Kenten maupun di daerah Lemabang.

Sebelumnya, penderita ISPA dalam sebulan hanya 2.852 kasus. Sebagai langkah pencegahan terhadap penambahan penderita, maka pihaknya menyambut baik pengurangan jam pelajaran disekolah. Selain itu, Dinas Kesehatan juga akan membagikan sekitar 5000 masker. "Karena intinya kita semua diminta untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan," katanya.

PARLIZA HENDRAWAN

Terpopuler:


RUU Pilkada, SBY Minta Dalang Walkout Diusut
Demokrat Walkout RUU Pilkada, Ruhut: Siapa yang Ngibulin?
UU Pilkada Tak Berlaku di Empat Daerah Ini
Pengamat: RUU Pilkada Balas Dendam Kubu Prabowo
Ahok dan Ridwan Kamil Bisa Jadi Motor Gugat UU Pilkada



Advertising
Advertising

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya