TEMPO.CO, Bondowoso - Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyebutkan sekitar 14 ribu kepala keluarga terdampak musim kemarau tahun ini. Mereka yang tersebar di sepuluh kecamatan kesulitan mendapatkan air bersih. Akibatnya, pemerintah setempat menetapkan status darurat kekeringan. (Baca berita sebelumnya: Bondowoso Darurat Kekeringan)
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bondowoso Ahmad Rachmadi mengatakan kalau warga di sepuluh kecamatan itu hidup dengan mengandalkan distribusi air bersih dari mata air lewat pipa-pipa. Kemarau ini membuat sumur semakin dalam dan sumber mata air melemah.
Menurut Ahmad, warga kini terpaksa berjalan jauh demi mendapatkan air bersih. Pasalnya, desa-desa yang warganya kesulitan air bersih itu berada di tempat terpencil di lereng-lereng perbukitan. "Mereka sangat membutuhkan kiriman air dari PDAM," tuturnya.
Bupati Bondowoso Amin Said Husni pada pekan ini menetapkan status darurat kekeringan di wilayahnya setelah menerima laporan dari BPBD. Masa darurat kekeringan ini ditetapkan selama satu bulan atau hingga Oktober 2014.
Pemerintah setempat telah mengerahkan empat truk tangki air yang setiap hari berkeliling di desa-desa yang dilanda kesulitan air bersih. "Daerah tetangga juga menghadapi masalah yang sama," katanya.