TEMPO.CO, Madiun - Aparat Kepolisian Resor Madiun mensinyalir tiga warga di kabupaten tersebut sebagai pendukung Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS). "Mereka terdeteksi pernah pergi ke Timur Tengah. Indikasinya ada yang sudah dibaiat," kata Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Besar Rakhmad Setyadi, Rabu, 13 Agustus 2014.
Rakhmad tidak bersedia menjelaskan identitas ketiga orang yang dimaksud itu secara gamblang. Dia beralasan bila identitasnya diungkap terang-terangan melalui media massa akan mengganggu kinerja tim intelijen. Kendati demikian, gerak-gerik ketiga orang yang diindikasikan sebagai pendukung ISIS tersebut terus diawasi secara intensif. "Mereka berupaya merekrut anggota baru," katanya. (Baca: 'Presiden ISIS' Ditangkap di Cilacap)
Pemantauan ini, kata dia, juga dilakukan di 15 kecamatan wilayah Kabupaten Madiun. Anggota komunitas intelijen daerah yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan, TNI, serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Madiun disebar ke sejumlah titik. Antisipasi bahaya ISIS ini juga melibatkan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat untuk memantau di setiap desa.
Bupati Madiun Muhtarom mengatakan instruksi pengawasan terhadap gerak-gerik masyarakat yang dicurigai sebagai anggota ISIS telah disampaikan hingga tingkat rukun tetangga. "Pemerintah desa harus mengawasi dan mengidentifikasi warga yang baru datang dan meninggalkan suatu desa," ujar Muhtarom. (Baca: TPM: Chep Bukan Pemilik Atribut ISIS Nusakambangan)
Saat ada gerak-gerik mencurigakan, terutama mengarah pada penyebaran paham ISIS, pemerintah desa diminta untuk melaporkan ke aparat keamanan. Hal ini agar mendapat penanganan lebih lanjut. Adapun tujuannya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. "Jangan sampai membuat warga resah dan merasa tidak nyaman," kata Muhtarom.