Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama dua Wakil Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono (kanan) dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham (kiri). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO , Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Tantowi Yahya mengatakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memang tidak mengundang seluruh pengurus dalam rapat terbatas pencopotan jabatan delapan pengurus. Aburizal memang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dengan pendahulunya. Meski demikian, cara ini diklaim tetap sesuai prosedur dan aturan internal partai.
"Aburizal memang hanya mengundang ketua-ketua bidang yang terkait. Ini sudah cukup," kata Tantowi saat dihubungi, Ahad, 10 Agustus 2014. (Baca: M.S. Hidayat Akan Dukung Pemerintah Jokowi-JK)
Tantowi mengatakan gaya dan cara Aburizal ini sebenarnya sudah diketahui dan dipahami seluruh kader dan pengurus. Aburizal memang kerap mengambil keputusan dan kebijakan tidak melalui rapat yang dihadiri forum atau seluruh pengurus. Ia justru merasa heran banyak kader yang tiba-tiba protes dan menolak keputusan Aburizal.
Pengurus yang hadir dalam rapat pencopotan tersebut, menurut Tantowi, hanya ketua umum, sekretaris jenderal, bendahara umum, wakil ketua umum, dan ketua bidang organisasi. "Rasanya perombakan dan pergantian pengurus sangat lazim dan wajar. Presiden saja bisa sampai lima kali melakukan reshuffle menteri," katanya. (Baca: Ormas Kepemudaan Golkar Ancam Duduki Kantor DPP)
Wakil Ketua Umum DPP Barisan Muda Kosgoro 1975 Lamhot Sinaga justru menuding Aburizal dan sejumlah elite membawa Golkar pada masa otoriter dengan melakukan pemecatan secara sepihak. Ia menilai cara Aburizal mencopot sejumlah pengurus tak sesuai prosedur dan aturan. Pengambilan keputusan dinilai harus ditempuh dalam rapat harian yang dihadiri sebagian besar pengurus.
Aburizal mencopot delapan pengurus Golkar melalui rapat terbatas, Jumat, 8 Agustus. Sejumlah nama yang kabarnya dicopot dari kepengurusan adalah Wakil Sekretaris Jenderal Leo Nababan, Waketum Bidang Hubungan Antarlembaga Djasri Marin, Andi Sinulingga, dan Sabil Rahman.