TEMPO.CO, Bandung - Sedikitnya seribu warga dan pejabat Pemerintah Kabupaten Bandung menghadiri acara deklarasi penolakan paham radikal, termasuk Negara Islam Irak dan Suriah, (ISIS) di kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung, Soreang, Sabtu, 9 Agustus 2014. Dalam acara turut dibacakan dan diteken bersama Deklarasi Penolakan Faham Radikalisme Yang Mengancam Keutuhan NKRI di Kabupaten Bandung. (Baca: ISIS Kuasai Pangkalan Militer Utama Suriah)
Berikut ini lima butir deklarasi yang dibacakan bersama:
1. Menolak segala bentuk kekerasan/terorisme dengan mengatasnamakan agama.
2. Menolak dengan tegas keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan segala bentuk kegiatannya di Kabupaten Bandung.
3. Menolak segala bentuk pemaksaan/kekerasan terhadap pemahaman agama.
4. Siap menjaga umat dalam kemurnian ajaran agama dan menolak segala bentuk penyesatan dan penyimpangannya.
5. Siap menjaga kerukunan umat beragama, menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif di masyarakat Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung Dadang Nasser mengatakan acara deklarasi ini merupakan bentuk kesiapan dan kewaspadaan Kabupaten Bandung menghadapi ancaman paham ISIS. "Di Kabupaten Bandung, potensinya ada. Jangan sampai ISIS menyebar dan menjadi semacam tren," ujarnya seusai acara di kantornya, Sabtu, 9 Agustus 2014. (Baca: Densus 88 Bekuk Dua Terduga Anggota ISIS di Ngawi)
Dadang meminta anak buah, aparat negara, dan warganya mencermati para pendatang baru arus balik Lebaran. "Kita raksa desa, jaga lembur (desa) bersama tokoh masyarakat, agama, pemuda. Jangan sampai masuk penumpang gelap menyusup membawa ISIS," tuturnya. (Baca: Masjid ISIS Malang Diserahkan ke Pemerintah Desa)
Adapun Kepala Polres Kabupaten Bandung Ajun Komisaris Besar Jamaludin mengatakan acara deklarasi tersebut sekaligus sebagai ajang berbagi informasi kepada warga tentang ISIS dan bahayanya. "Termasuk yang kami undang adalah para kepala sekolah, pimpinan pesantren, dan komunitas agama agar mereka bisa antisipasi penyebaran paham ISIS." (Baca: BNPT Kejar Bachrumsyah ke Luar Negeri)
Jamaludin mengajak warga dan aparat di tingkat lingkungan rukun warga kembali menggiatkan aturan wajib lapor 1 x 24 jam untuk tamu yang menginap, terutama bagi mereka yang tinggal di rumah-rumah kos dan kontrakan. "Cek KTP dan identitasnya, sehingga orang yang mencurigakan dan membahayakan bisa cepat terdeteksi," katanya. (Baca: Bahas ISIS, DK PBB Gelar Sidang Darurat)
ERICK P. HARDI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
SBY Buka Suara Soal Pencopotan KSAD Budiman
Saksi Prabowo Bikin Hakim MK Geleng Kepala
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
8 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
27 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
28 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
36 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
37 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
39 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
39 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
39 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
40 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
40 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya