Ilustrasi bendera Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau ISIS. TAUSEEF MUSTAFA/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tindak pidana terorisme, Al Chaidar, mengatakan aktor dalam video ajakan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di media sosial YouTube tidak berada di Indonesia. Pelaku itu diklaim sebagai bagian dari 56 orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS pada 2013.
Dia mengatakan baru 16 anggota ISIS yang kembali ke Indonesia pada awal 2014. Namun hanya sebagian yang melanjutkan proses rekrutmen dan baiat di daerah masing-masing. Sebagian lainnya merasa kecewa dan keluar dari ISIS.
Menurut Chaidar, video ajakan bergabung tersebut menjadi kelanjutan proses rekrutmen yang sebelumnya tertuang dalam aksi demo dan deklarasi dukungan di Jakarta. Hingga saat ini, menurut dia, ada klaim sepihak dari ISIS bahwa terdapat 2 juta orang Indonesia yang melakukan baiat kepada ISIS.
Ia menyatakan 56 orang Indonesia yang menjadi anggota ISIS itu bergabung setelah menjalankan ibadah haji atau umrah di Mekah, Arab Saudi. Proses rekrutmen, menurut dia, juga diartikan sebagai ajakan jihad untuk menegakkan Khilafah Islamiah di Timur Tengah.
Semangat ini menjadi dalih tak akan adanya gerakan radikal atau teror dari anggota ISIS di Indonesia. Secara jelas, menurut Chaidar, sasaran gerakan ISIS lebih fundamental ketimbang radikal. Hal ini juga terungkap dari keberanian anggota ISIS Indonesia untuk mendeklarasikan diri secara terbuka.
Selama sepekan terakhir video berjudul "Join the Ranks" menyita perhatian warga Indonesia karena berisi ajakan bergabung dengan ISIS. Aktor video yang mengklaim bernama Abu Muhammad al-Indonesi itu mengajak seluruh warga Indonesia mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia.
Video berdurasi delapan menit ini diunggah akun Jihadology pada 22 Juli 2014. Kepolisian sendiri mengklaim telah memiliki data aktor video tersebut.