Rawan Pangan di NTT Akibat Kebijakan Pangan yang Tidak Tepat

Reporter

Editor

Sabtu, 2 April 2005 18:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Koordinator Panitia Kerja Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Witoro, menyatakan program pipanisasi tidak cukup untuk mengatasi masalah rawan pangan di Nusa Tenggara Timur. "Mestinya pemerintah mengembangkan produksi pangan yang cocok dengan musim dan kultur setempat," katanya kepada Tempo melalui telepon, Sabtu (2/4).Masalah rawan pangan di NTT ini, menurutnya terjadi karena kebijakan pangan pemerintah tidak sesuai dengan sumber daya setempat. Menurutnya budidaya beras yang membutuhkan banyak air tidak sesuai dengan kondisi geografis NTT. "Beras dijadikan komoditas pangan utama di sana, sedangkan budidaya pangan alternatif seperti jagung dan umbi-umbian tidak pernah didukung. Akibatnya masyarakat di sana menjadi terlalu tergantung dengan beras," kata dia. Selain itu Witoro juga melihat produksi beras tidak cukup untuk persediaan, sebab sebagian besar hasil panen dijual. "Untuk mereka yang memiliki lahan pertanian lebih dari 0,2 hektare masih bisa aman, tapi bagi buruh tani yang tidak punya lahan akan kesulitan saat ada guncangan kekeringan atau masalah ekonomi karena mereka tidak punya cadangan pangan sendiri," ujarnya.Ia juga mengingatkan masalah rawan pangan ini tidak hanya mengancam NTT. Data dari IMDB menunjukkan 33 persen kabupaten di Indonesia berada dalam bahaya rawan pangan dan mengkonsumsi pangan di bawah standar gizi.Saat ini Witoro berpendapat bantuan pangan harus segera diberikan untuk NTT, namun tetap harus mewaspadai adanya pihak-pihak yang berusaha mempolitisasi isu rawan pangan ini. "Kita amati isu rawan pangan ini sering sengaja dihembuskan pihak-pihak tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan dari bantuan beras dan yang ingin membuka kembali impor beras yang saat ini sudah dilarang," kata dia.Oktamandjaya Wiguna

Berita terkait

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

50 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

5 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

6 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

10 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

7 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya