Sejumlah warga Pengunungan Kendeng, Pati, datangi gedung KPK untuk berunjuk rasa di Jakarta, (25/11). Dalam aksinya mereka membawa hasil panen, sebagai bentuk protes terhadap rencana pembangunan pabrik semen di wilayah mereka. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan memediasi kelompok pendukung dan penolak rencana pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Desa Tegaldowo, Gunem, Rembang. Politikus PDIP ini meminta warga pendukung dan penolak pabrik membentuk tim yang terdiri atas perwakilan warga dan melibatkan pakar dan akademikus yang dipercaya masing-masing kelompok. "Saya harus mendengarkan kedua belah pihak biar adil," ujar Ganjar Pranowo, Sabtu, 28 Juni 2014.
Ganjar meminta pakar yang menolak dan mendukung harus yang dipercaya masing-masing sehingga mereka bukan pakar yang bisa diintervensi. Baik penolak maupun pendukung pabrik semen diminta menyiapkan tim tersebut dalam waktu satu pekan. "Kami adakan negosiasi biar penyelesaian masalah ini bisa mencerdaskan semuanya," ujar Ganjar.
Ganjar mengaku sebenarnya dia juga sudah membuat tim untuk mengkaji polemik pabrik semen ini. Saat ini tim tersebut masih terus bekerja. Sebelumnya, warga yang menolak dan mendukung pabrik semen juga sudah beraudiensi dengan Ganjar. Mereka memiliki argumentasi masing-masing. Menurut kubu penolak, pabrik semen mengancam kelestarian lingkungan. Sedangkan pendukung menilai pabrik semen bisa menyerap tenaga kerja.
Ihwal warga yang menghendaki penarikan alat berat, Ganjar menilai tuntutan itu sangat parsial. Selama ini, kata Ganjar, kubu penolak menilai rencana pabrik semen melanggar aturan, dari soal izin lingkungan, tata ruang, hingga analisis mengenai dampak lingkungan. "Kalau tidak benar ya gugat saja," katanya.
Adapun aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Rembang, Ming Lukiarti, menyatakan masih menyiapkan tim untuk bernegosiasi dengan Ganjar. "Kami masih terus menjalin jaringan dengan yang lain," ujar Ming. Ia belum bisa menyebutkan siapa saja pakar dan akademikus yang disiapkan. Sambil menunggu pelaksanaan negosiasi, warga masih meminta alat berat di lokasi tapak pabrik semen ditarik.