BKSDA Siap Bantu Ungkap Pembunuhan Beruang Madu

Reporter

Kamis, 12 Juni 2014 20:35 WIB

Seekor Beruang Madu (Helarctos Malayanus) atau Malayan Sun Bear. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Samarinda - Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Berau Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Kalimantan Timur Aganto Seno menyatakan siap bekerja sama dengan kepolisian untuk mengungkap pembunuhan beruang madu (Herlarctos malayanus) di Desa Samburakat. Menurut dia, sejauh ini pihaknya masih terus memantau perkembangan penyelidikan kepolisian setempat.

"Polisi belum koordinasi dengan kami, tapi kami siap membantu," kata Aganto Seno saat dihubungi di Samarinda, Kamis, 12 Juni 2014.

Menurut dia, soal adanya sejumlah warga yang diduga membunuh dan mengkonsumsi beruang madu harus dibuktikan. Ia sendiri belum mendapatkan laporan adanya pelanggaran pidana tersebut. "Saya tahu dari media saja, kebetulan saya sedang cuti," kata Aganto.

Dari informasi yang diperolehnya, memang ada sejumlah warga yang sedang menguliti beruang madu. Menurut dia, kejadian itu sudah berlangsung tiga bulan lalu. Aktivitas ini terdokumentasikan dan tersebar di akun media sosial Facebook. Namun ia mengaku belum mengetahui lokasi foto tersebut.

Aganto menyatakan beruang madu termasuk satwa langka yang dilindungi. Barang siapa yang membunuh, kata dia, akan dikenakan pasal pelanggaran pidana.

Menurut dia, kasus ini sudah diselidiki oleh kepolisian, sehingga dirinya tak bisa melangkah lebih jauh meski masalah satwa langka masuk ranah KSDA. "Kami tak bisa ngapa-ngapain, posisi kami terus memantau saja," katanya.

Adanya foto-foto yang diunggah di Facebook yang memperlihatkan empat orang sedang menguliti beruang madu ini sudah dilaporkan organisasi pelindung satwa Pro-Fauna ke Kepolisian Resor Berau. Dalam foto tersebut terlihat jelas aktivitas empat orang itu. Kuat dugaan beruang madu tersebut dikuliti untuk disantap.

Dari cerita Pro-Fauna, beruang madu nahas tersebut mati terjerat di dalam hutan. Jerat yang merenggut nyawa mamalia itu dipasang untuk menjerat babi hutan. "Apa pun alasannya, itu pidana. Harusnya mereka melaporkan ke BKSDA atau Kepolisian, bukan membawa pulang dan memakannya," kata Rosek Nursahid, Chairman Pro-Fauna.

FIRMAN HIDAYAT

Berita Terpopuler:
Moderator Debat Capres Jawab Kritik Lewat Twitter
Ini Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Beasiswa ke Inggris
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP
Krisdayanti: Jokowi Harus Perhatikan Perempuan

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

23 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

35 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

40 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

40 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

42 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

52 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya