TEMPO Interaktif, Solo: PT Perkebunan Nusantara (IX) mengakui bahwa seluruh gula yang beredar di Jawa Tengah merupakan gula impor. Saat ini PT PN IX tidak lagi memiliki persediaan gula lokal karena pabrik gula yang ada di Jawa Tengah tidak ada yang produksi. Musim giling tebu baru akan dimulai dua bulan lagi, yakni bulan Mei mendatang. "Saat ini kami memiliki persediaan gula yang kami datangkan dari Thailand sebanyak 4 ribu ton. Bulan ini kami akan mendatangkan lagi sebanyak 11.450 ton untuk keperluan bulan depan," ujar Kabag Pemasaran PT PN IX Ruswanto kepada Tempo, Selasa (22/3). Menurut Ruswanto, harga gula di pasaran juga masihtetap tinggi meski pihaknya telah melakukan operasipasar. Harga gula tidak beranjak dari kisaran Rp 5.400- Rp 5.600 setiap kilogramnya. Hal itu terkait denganmasih tingginya harga gula di pasaran internasionalyang mencapai US $ 340 setiap tonnya. Selama ini, PTPN IX mendatangkan gula impor dari Thailand. "Operasipasar yang kami lakukan memang semacam terapi kejutagar tidak ada yang memainkan harga," tukasnya.Dipenuhi pasar dengan gula impor, karena semua gulayang diimpor PT PN IX telah didistribuskan. Pada bulanMaret ini sebanyak 11.150 ton gula pasir impor telahdidistribusikan. Dikatakannya, PT PN IX sebenarnyaberusaha menekan harga gula dengan menjualkepada distributor pada harga RP 4.800, dengan harapangula tersebut sampai ke tangan konsumen pada kisaranRp 5.000 hingga Rp 5.200. "Tetapi kenyataan harga gulatetap pada harga semula hanya sekarang ini cenderungstabil karena tidak ada kenaikan lagi," kata dia.Selain mendatangkan gula di Jawa Tengah, PT PN IX jugabertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gula diBatam, Riau dan Jambi. Untuk daerah tersebut, pihaknyabaru saja mendatangkan gula impor sebanyak 2.800 tondan langsung didistribusikan ke masyarakat. Diameminta masyarakat tidak perlu panik karena diamemastikan persediaan gula masih bisa mencukupinya."Kalau menurunkan harga saya kira sulit karena darinegara asalnya sudah tinggi, tetapi yang pasti tidakakan terjadi kelangkaan gula," tandas Ruswanto. Tingginya harga gula diakui oleh para pedagang ecerandi sejumlah pasar tradisional di Solo. Menurut mereka,harga gula di kisaran Rp 5.600 sudah berlangsung lama.Dilakukannya operasi pasar di lima pasar yang ada dikota Solo beberapa waktu lalu oleh PT PN IX tidakmembuat harga gula berubah. "Mungkin kalau setiap haridilakukan operasi pasar, harganya bisa turun tetapikalau hanya sekali ya tidak ada pengaruhnya," kataseorang pedagang eceran yang mengaku kulakan kedistributor gula dengan harga Rp 5.300 per kilogramnyaini. Imron Rosyid-Tempo